Kuala Lumpur (ANTARA News) - KBRI Kuala Lumpur minta agar kontroversi konser Inul Daratista pada peringatan HUT ke-64 Kemerdekaan RI di wisma duta dihentikan, karena acara itu hanyalah salah satu dari banyak kegiatan perwakilan Indonesia di Malaysia.

"Konser Inul adalah salah satu hiburan dan kegiatan KBRI Kuala Lumpur dalam memperingati HUT ke-64 kemerdekaan RI. Jangan hanya Inul yang disoroti, seolah-olah KBRI tidak berikan hiburan yang edukatif," kata minister counsellor Pensosbud KBRI Widyarka Ryananta di Kuala Lumpur, Jumat.

Ia juga membantah bahwa biaya konser Inul Daratista, yang terkenal dengan goyang ngebor nya, menggunakan APBN. "Tidak betul itu. Biaya konser Inul didanai oleh sponsorship," tambah Widyarka.

Widyarka menjelaskan bahwa dalam rangka memperingati HUT kE-64 Kemerdekaan RI, KBRI memiliki banyak kegiatan mulai dari acara keluarga yang dihadiri warga Indonesia di Kuala Lumpur dan sekitarnya dengan kegiatan jalan sehat, senam pagi, berbagai pertandingan.

Kemudian kunjungan ke WNI yang sedang ditahan di seluruh penjara Malaysia, dan kunjungan ke anak-anak yatim Bugis yang tidak memiliki akses pendidikan.

Ada juga lomba karaoke dimana sebagian besar pesertanya adalah TKI/TKW sekaligus mengasah bakar nyanyi mereka, ada penampilan tarian daerah usai acara pengibaran bendera merah putih. "Jadi banyak kegiatan dan sebagian merupakan positif dan edukatif bagi WNI dan TKI. Jadi konser Inul itu merupakan salah satu acara hiburan saja," katanya.

Lagi pula, banyak warga Indonesia yang senang dengan penampilan si "Ratu Ngebor" itu. Demi mewujudkan keanekaragaman minat maka konser Inul Daratista tidak harus menjadi kontroversi, pinta Widyarka.

Konser Inul Daratista di wisma duta pada 17 Agustus 2009 mengundang sejumlah protes. Di antaranya ketua PIP PKS Malaysia Sigit PW Jarot dan Presiden Unimig (UNI Indonesian Migrant) Muhammad Iqbal.

Sigit menilai kehadiran Inul dapat menghalangi proses pendidikan kebangsaan yang ingin dicapai melalui peringatan upacara kemerdekaan. Apalagi tidak lama lagi akan menyambut bulan suci Ramadhan.

Senada dengan itu, Iqbal minta agar KBRI menyuguhkan hiburan yang mendidik TKI dan bukan menyajikan hiburan goyang Ngebor yang sensual. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009