Pontianak (ANTARA News) - Intrusi air laut di Sungai Kapuas dalam tiga hari terakhir membuat air olahan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak yang disalurkan ke konsumen, terasa asin sehingga tidak layak untuk diminum.

Direktur Teknik PDAM Tirta Dharma Pontianak Tano Baya di Pontianak Selasa mengatakan, sekarang kadar air laut di instalasi pengolahan air yang terletak di Jalan Imam Bonjol Pontianak sudah melampaui angka dua ribu PPM (part per million).

"Standarnya, harusnya hanya dua ratusan saja," kata Tano Baya.

Menurut dia, meski terasa asin, namun PDAM Kota Pontianak tetap menyalurkan air ke konsumen.

"Pertimbangan kami, masyarakat masih mempunyai alternatif untuk kebutuhan konsumsi. Karena air ini sudah tidak layak konsumsi lagi," kata dia.

Ia menambahkan, pihak manajemen juga tidak menghentikan aliran ke konsumen karena akan menimbulkan dampak yang lebih luas.

Ia tidak memungkiri dalam jangka panjang, kondisi tersebut akan merusak peralatan yang dimiliki PDAM Kota Pontianak. "Sekarang tidak ada alternatif lain meski kualitas air sebenarnya tidak direkomendasikan," kata Tano Baya.

Selain intrusi air laut, PDAM Kota Pontianak juga tengah membenahi instalasi pengolahan air yang ada di Penepat, Kabupaten Kubu Raya.

"Di sana ada suplai yang disediakan untuk kebutuhan air tawar. Tapi kapasitasnya hanya berkisar 20 persen hingga 25 persen dari kebutuhan," katanya.

Terutama untuk masyarakat yang menggunakan mobil tangki karena tidak ada alternatif persediaan air tawar di rumah selain mengandalkan suplai dari PDAM Kota Pontianak.

Ia berharap intrusi tersebut semakin menurun seiring mulai meningkatnya intensitas hujan di Kalbar. "Di daerah hulu sudah mulai hujan. Tapi dampaknya tidak langsung karena butuh waktu tiga sampai empat hari untuk tiba di Pontianak," katanya.

Yudi Pramono (38), warga Sriwijaya Lestari Jalan Ampera Pontianak Kota mengeluhkan kualitas air PDAM Kota Pontianak yang terasa asin. "Waktu mandi, badan sudah disabuni tidak berbuih. Ini artinya sudah seperti air laut, air PDAM itu," kata Yudi Pramono kesal.

Ia tidak membayangkan kualitas air PDAM Kota Pontianak kalau kemarau berlangsung berkepanjangan pada tahun 2010 seperti prediksi pemerintah.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009