London (ANTARA News) - Pemerintah Skotlandia di Edinburg, Sabtu, menyerang balik reaksi keras Biro Penyelidik Federal AS (FBI) terhadap pembebasan pembom Lockerbie. Seperti dikutip AFP, Edinburg menyatakan pembebasan tersebut mungkin bertentangan dengan AS tapi merupakan bagian dari sistem peradilan Skotlandia.

Dalam surat kepada Menteri Kehakiman Skotlandia Kennye MacAskill yang disiarkan Sabtu pagi, Robert Mueller, Direktur Biro Penyelidikan Pusat AS (FBI), mencela keputusan untuk membebaskan Abdelbaset Ali Mohmet al-Magrahi.

Mueller, yang pada 1991 menjadi asisten jaksa agung, menulis ia "sangat marah dengan keputusan itu, yang dilakukan dengan alasan rasa kasihan".

Jurubicara pemerintah Skotlandia mengatakan keputusan itu dicapai menyusul prosedur yang layak dan al-Megrahi akan meninggal sebagai seorang narapidana.

"Menteri kehakiman mencapai kesimpulan dengan dasar proses hukum di Skotlandia, berdasarkan bukti yang jelas, dan saran dari dewan pembebasan bersyarat serta gubernur penjara," kata jurubicara tersebut.

"Pembebasan karena kasihan bukan bagian dari sistem keadilan AS tapi itu adalah bagian dari sistem di Skotlandia," katanya.

"MacAskill mestinya dapat berkonsultasi dengan lebih banyak pihak --ia berbicara dengan keluarga AS, jaksa agung AS, Menteri Luar Negeri (Hillary) Clinton dan banyak orang lagi," katanya.

Para pejabat AS telah memberitahu MacAskill bahwa meskipun mereka menentang penyerahan tahanan dan pembebasan karena kasihan, pilihan kedua "jauh lebih baik", kata jurubicara tersebut.

"Mueller terlibat dalam (penyelidikan) kasus Lockerbie, sehingga memiliki pandangan kuat, tapi ia juga sadar bahwa meskipun banyak keluarga telah menentang keputusan MacAskill, masih lebih banyak orang yang mendukung keputusan itu."

MacAskill juga telah menolak pilihan pemindahan penjara yang dirundingkan oleh pemerintah Inggris dan Libya, kata jurubicara itu.

"Al-Megrahi telah dikirim pulang ke Libya untuk meninggal sebagai seorang narapidana," katanya.

MacAskill akan menanggapi surat Mueller jika tiba saatnya, kata jurubicara tersebut.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009