Washington (ANTARA News/AFP) - Kalangan senator Amerika Serikat (AS), Selasa, meminta Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyelidiki perusahaan minyak raksasa Inggris, "British Petroleum" BP, dalam kasus Lockerbie.

Penyelidikan itu dimaksudkan untuk mengungkap apakah BP menekan pemerintah Inggris agar membebaskan pelaku pemboman Lockerbie demi melindungi kesepakatan yang menguntungkan dengan Libya.

"Bukti yang nyata di bencana tumpahan minyak (Teluk Meksiko) menunjukkan gelagat BP yang menempatkan keuntungan di atas manusia," kata empat anggota Senat AS.

Empat senator itu adalah Senator Partai Demokrat dari Wilayah Pemilihan New York, Chuck Schumer dan Kristen Gillibrand, serta Robert Menendez dan Frank Lautenberg (New Jersey).

Dalam suratnya kepada Hillary, para senator itu bertanya apakah BP memperdagangkan keadilan kasus pembunuhan 270 orang tak berdosa dengan keuntungan minyak dari Libya.

Untuk memperkuat argumentasi mereka, para senator Partai Demokrat itu menunjuk laporan harian Times Inggris pada September 2009.

Laporan Times tersebut menyebutkan BP melobi Menteri Kehakiman Jack Straw untuk membebaskan Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi guna mengamankan kesepakatan eksplorasi minyak senilai 900 juta dolar AS tahun 2007 dengan Libya. Laporan ini dibantah BP.

Kendati ditentang AS, Abdelbaset Ali Mohmet al-Megrahi akhirnya dibebaskan dari penjara Skotlandia pada Agustus 2009 dengan alasan kesehatan.

Al-Megrahi ini adalah satu-satunya orang yang divonis bersalah terkait kasus pengeboman pesawat Pan Am yang terbang di atas Lockerbie, Skotlandia, tahun 1988.

Pemerintah Skotlandia mengizinkan warga Libya itu kembali ke negara asalnya dengan pertimbangan bahwa, menurut diagnosa dokter, dia hanya akan hidup dalam hitungan bulan.

Namun laporan terbaru menyebutkan bahwa kemungkinan Al-Megrahi masih hidup selama 10 tahun atau bahkan lebih lama lagi.

Dengan dilakukannya penyelidikan atas peran BP itu, akan diketahui bagaimana keputusan Pengadilan Skotlandia membebaskan warga Libya tersebut bisa lahir.

"Kita pun akan terbantu untuk tahu apakah BP menggunakan `uang darah` untuk membayar klaim ganti rugi bagi para korban bencana pencemaran perairan Teluk Meksiko," kata para anggota Senat AS itu dalam suratnya kepada Menlu Hillary.

Bencana tumpahan minyak di Teluk Meksiko sejak 20 April 2010 akibat bocornya salah satu sumber eksplorasi minyak dasar laut BP ini telah membuat Presiden Barack Obama marah.

Sebaliknya kelompok bisnis dan pemegang saham Inggris menilai Presiden Obama "terlalu kritis" terhadap BP guna mengalihkan popularitasnya yang sedang anjlok.

Sejauh ini, BP sudah menggelontorkan 2,35 miliar dolar AS untuk membayar biaya pembersihan dan kompensasi bagi berbagai pihak yang terkena dampak bencana tumpahan minyak terburuk dalam sejarah AS ini.

Biaya sebesar 2,35 miliar dolar AS itu tidak termasuk dalam dana bencana senilai 20 miliar dolar AS yang sudah disepakati BP maupun dana miliaran dolar AS yang disiapkan untuk membayar denda.

Sekitar 40 saham BP yang kini beroperasi mendunia ini dimiliki para pemegang saham Inggris. Porsi saham yang sama dimiliki para pemegang saham Amerika. (R013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010