Jambi (ANTARA News) - Pembunuhan dan pencurian harimau Sumatra (panthera tigris Sumatrae) betina bernama Shela di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi menunjukkan masih lemahnya komitmen pemerintah dalam menjaga satwa liar yang dilindungi.

Penilaian tersebut disampaikan Krismanko Padang SH, dari Frankfurt Zoological Society (FZS), di Jambi, kemarin, menanggapi kasus pembunuhan dan pencurian harimau Sumatra yang terjadi pada Sabtu (22/8) dinihari.

"Satwa yang di depan mata saja bisa dibunuh apalagi satwa yang hidup
di dalam hutan. Dalam hal menjaga populasi satwa liar yang terancam punah, bisa dibilang pemerintah sudah gagal," tegasnya.

Harimau Sumatra yang dimasukkan dalam kategori satwa terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Harimau tidak hanya menjadi milik Jambi atau Indonesia saja, tapi sudah menjadi milik dunia karena kelangkaannya.

Peristiwa tersebut sudah mendapat sorotan dari pihak Australia. Jika Indonesia tidak mau ditertawakan orang, aparat penegak hukum harus bisa mengusut tuntas kasus itu, menangkap otak pelaku dan mengganjarnya dengan hukuman setimpal.

Dari segi infrastruktur, Kebun Binatang Taman Rimba memang sudah sangat tidak layak. Kandang untuk beruang saja hanya berukuran 1x1 meter, belum lagi minimnya penerangan pada malam hari serta lemahnya sistem keamanan.

Investasi awal untuk membangun sebuah kebun binatang memang tidak kecil, harus ada komitmen bersama yang kuat untuk menjaga satwa-satwa liar yang dilindungi, dan infrastruktur kebun binatang harus diperbaiki dan sumber daya manusia juga ditingkatkan.

Krismanko menegaskan, membangun kebun binatang harus dengan perencanaan matang, tidak bisa dilakukan secara parsial dan secara kelembagaan, harus dikelola oleh otoritas tersendiri di bawah gubernur langsung.

Sementara itu, Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin mengaku pembunuhan Shela akibat longgarnya keamanan yang ada di kebun binatang tersebut, dan Gubernur berjanji akan mengungkap pelakunya bersama pihak Polda Jambi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009