Brisbane (ANTARA News) - Virus Flu A H1N1 di Australia hingga Kamis pagi sudah menulari sedikitnya 34.180 orang dan menewaskan 138 orang.

Data Kementerian Kesehatan Australia menunjukkan adanya kenaikan jumlah penderita positif sebanyak 1.956 orang dan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 17 orang dalam sepekan terakhir.

Pada 19 Juli lalu, jumlah penderita masih tercatat 32.224 orang dengan angka kematian sebanyak 121 orang. Dengan demikian, dalam sepekan terakhir ini, ada sebanyak 279 orang penderita baru serta dua pasien meninggal di Australia setiap harinya.

New South Wales (NSW) masih menjadi negara bagian dengan angka kematian flu babi tertinggi di Australia, yakni 36 orang disusul Queensland (30), Victoria (24), Australia Barat (19), Australia Selatan (15), Northern Territory (6), Tasmania (6), dan ACT (2).

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya ancaman pandemi flu babi di dunia 24 April lalu, sudah 4.276 orang penderita Flu A H1N1 di Australia yang dirawat di rumah sakit. Namun jumlah mereka yang masih dirawat kini tercatat 435 orang.

Dari 435 orang pasien flu babi itu, sebanyak 91 orang di antaranya dirawat di unit gawat darurat di berbagai rumah sakit di negara bagian NSW, ACT, Queensland, Northern Territory, Australia Selatan, Tasmania, Victoria, dan Australia Barat.

Otoritas kesehatan Australia telah memperkuat langkah penanganan pandemi Flu A H1N1 ini ditandai dengan menggelar uji coba pemakaian vaksin Flu A H1N1 sejak 22 Juli lalu.

Kepala Urusan Medis Persemakmuran Australia, Prof. Jim Bishop, telah menerima hasil sementara uji coba pemakaian vaksin bagi orang dewasa yang dilakukan perusahaan CSL Ltd itu.

Pemerintah Australia sudah memesan 21 juta dosis vaksin flu babi yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

Seperti disampaikan Prof.Bishop dalam pernyataan persnya 20 Agustus lalu, sebanyak dua juta dosis vaksin H1N1 sudah tersedia akhir Agustus untuk mendukung persiapan awal program vaksinasi.

Para warga yang diprioritaskan sebagai penerima awal vaksin ini adalah para pekerja kesehatan dan mereka yang masuk kelompok beresiko tinggi, seperti ibu hamil dan pasien penyakit kronis. "Tawaran vaksin bagi masyarakat umum akan diberikan setelah ketersediaan stok vaksin bertambah," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009