Denpasar (ANTARA News) - Sedikitnya 24 kapal pesiar dari mancanegara telah membatalkan menyinggahi sejumlah daerah tujuan wisata di Indonesia dalam tahun 2010, akibat peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta, 17 Juli lalu.

"Jika masing-masing kapal pesiar itu mengangkut 2.000-3.000 orang, berarti sekitar 48.000 hingga 72.000 wisman membatalkan kunjungannya ke Indonesia," kata Dr Jro Gede Karang T. Suarshana MBA, direktur Biro Perjalanan Wisata (BPW) PT Suartur di Nusa Dua Kamis.

Pelaku dan praktisi pariwisata Bali itu menjelaskan, dalam 2010 sedikitnya 185 kapal wisata berukuran besar yang mengangkut 2.000-3.000 wisatawan itu akan menyinggahi Indonesia.

Namun akibat ledakan bom di ibu kota Jakarta itu, 24 kapal yang bermarkas di Amerika Serikat langsung membatalkan menyinggahi Indonesia serangkaian pelayarannya keliling dunia.

Sedangkan 161 kapal pesiar lainnya masih akan melakukan penjadwalan ulang untuk mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia, terutama Pulau Dewata.

Jro Gde Karang yang menangani kunjungan wisatawan dengan menggunakan kapal pesiar itu mengaku mengalami kerugian yang cukup besar akibat pembatalan puluhan ribu wisman ke Bali.

"Wisman penumpang kapal pesiar yang mengunjungi sejumlah obyek wisata, menikmati seni budaya dan makan siang dalam sehari itu mengeluarkan rata-rata 100 dolar per orang," ujarnya.

Kerugian yang cukup besar itu dialami 23 Juli lalu, karena kapal Sanfrinset dari Amerika Serikat sudah siap berlayar dari Australia menuju Bali.

Kapal yang mengangkut 3.000 wisatawan mancanegara itu batal menyinggahi Bali akibat meledaknya bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta, tutur Jro Gde Karang. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009