Lebak (ANTARA News) - Warga Kabupaten Lebak, Banten, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden terpilih periode 2009-2014 dalam penyusunan kabinet mendatang dijabat oleh orang profesional.

"Jika kabinet profesional tentu dapat melaksanakan tugas dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," kata Samanan (50) warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Kamis.

Samanan mengatakan, saat ini figur pemimpin tentu harus dipilih orang-orang profesional dan memiliki dedikasi, serta integrasi untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, juga orang yang tidak pernah terlibat dalam urusan hukum, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Saat ini, kabinet yang berasal dari partai politik dinilai tidak tepat karena mereka bukan orang profesional.

Oleh karena itu, kata dia, dalam penyusunan komposisi kabinet mendatang mereka memiliki visi, misi yang jelas untuk melakukan percepatan pembangunan Indonesia,

Apalagi, jumlah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia relatif tinggi.

Menurut dia, apabila menteri profesional tentu hasilnya akan optimal dalam melaksanakan percepatan pembangunan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Saya kira jika pembantu presiden berasal dari orang profesional dipastikan kinerja pemerintah akan lebih baik," ujar Samanan.

Begitu juga, Suherman (56) warga Cibadak, Kabupaten Lebak, mengaku pihaknya optimistis pembangunan mendatang lebih pro rakyat sesuai janji presiden SBY.

Oleh karena itu, lanjut dia, Presiden SBY akan memilih kabinet dari orang-orang profesional karena mereka mampu bekerja yang optimal.

"Saya sebagai rakyat tentu berharap Presiden SBY memilih menteri yang terbaik bagi masyarakat," katanya.

Sementara itu, sejumlah ibu rumah tangga di Rangkasbitung, mengatakan, pihaknya meminta pemerintahan SBY bisa menekan harga-harga kebutuhan pokok.

"Selama ini kami mengeluhkan karena harga-harga bahan pokok terus bergerak naik," kata Ny Mini Suharmini (40) warga Jaura kelurahan Muara Ciujung Timur Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009