Kudus (ANTARA News) - Sejumlah pengusaha kerajinan tas di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengaku kesulitan mengembangkan usaha karena terbatasnya jumlah tenaga kerja berkualitas.

"Tenaga kerja yang sekedar bisa membuat tas memang ada, tetapi mereka sulit menyesuaikan konsep dan model tas terbaru," kata Masfuah, seorang pengusaha tas di Desa Gebog, Kudus, Sabtu.

Jika model tas yang ada tidak berkembang dan hanya mengandalkan model lama, maka produk menjadi sulit bersaing di pasaran dengan produk lebih bermerek, ujarnya.

Pasar menuntut model tas terbaru, padahal tingkat kesulitan pembuatannya lebih tinggi dibandingkan dengan model lama.

"Rencananya, saya ingin mengembangkan tas dengan model terbaru dan siap menerima pesanan dalam jumlah besar," ujarnya.

Ia berharap segera mendapatkan tenaga kerja baru yang lebih berkualitas karena sebentar lagi memasuki Lebaran yang biasanya permintaan meningkat tajam.

Pernyataan senada diungkapkan Afandi, perajin tas di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, yang mengaku kesulitan mendapatkan penjahit yang mampu membuat tas dengan tingkat kesulitan tinggi.

"Jika sekedar menjahit memang banyak. Tetapi, kami juga membutuhkan tenaga penjahit yang pandai membuat tas dengan model baru yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi," ujarnya.

Menurut dia, model tas yang diterima pasar merupakan tas model terbaru dan jika terlambat mengikuti model, maka pelanggan pasti beralih ke perajin lain yang mampu membuat model tas baru dengan kualitas baik.

Ia mengaku, membutuhkan tenaga penjahit hingga 10 orang lebih guna mengimbangi permintaan tas selama ramadan dan lebaran, meski dia telah mengkaryakan 40-an orang. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009