Semarang (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono mengatakan, Siti Hardiyanti Rukmana yang akrab disapa Mbak Tutut berpeluang menjadi "kuda hitam" dalam persaingan calon ketua umum Partai Golkar.

Persaingan dalam merebut kursi kepemimpinan Partai Golkar sepertinya memang masih berkutat antara Aburizal Bakrie (Ical) dan Surya Paloh, namun peluang Mbak Tutut perlu diperhitungkan," katanya di Semarang, Sabtu.

Kuda hitam dalam istilah olahraga adalah peserta pertandingan (perlombaan) yang semula tidak diperhitungkan akan menang, tetapi akhirnya menjadi pemenang.

Menurut dia, kemunculan Mbak Tutut dalam persaingan calon ketua umum Partai Golkar, sebenarnya sangat menguntungkan keluarga Cendana dibandingkan dengan adiknya, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto).

"Sebab, dilihat dari sepak terjang di masa lalu, `track record` Mbak Tutut masih cukup bersih dibandingkan Tommy karena dia (Mbak Tutut, red.) hanya memiliki beban politis, tidak seperti Tommy yang banyak tersangkut kasus," katanya.

Selain itu, kata dia, pengaruh Mbak Tutut dalam peta kepengurusan Partai Golkar juga masih cukup kuat, karena saat zaman Presiden Soeharto, Mbak Tutut yang memang dipersiapkan untuk terjun di dunia perpolitikan, bukan Tommy.

"Kalau dilihat dengan cermat, peta kepengurusan Golkar terbagi menjadi dua, yaitu golongan yang benar-benar anti-Soeharto, dan golongan yang masih cenderung setia dengan keluarga Cendana dan masih merindukan `romantisme` kepemimpinan Soeharto," katanya.

Karena itu, kata dia, dalam proses pemilihan ketua umum Golkar di Munas yang berlangsung di Pekanbaru (Riau) pada 4-7 Oktober mendatang, peluang keluarga Cendana untuk tampil kembali dalam perpolitikan sangat dimungkinkan.

"Apalagi, ada sinyal-sinyal dari golongan muda yang mulai mendekat ke kubu Mbak Tutut yang dapat diprediksi akan memengaruhi jalannya pertarungan di Munas nanti," katanya.

Ia mengatakan, pengaruh "romantisme" Soeharto atau kerinduan saat era kepemimpinan Soeharto sampai saat ini masih ada, karena perlu diingat bahwa Golkar besar juga saat kepemimpinan Soeharto.

Disinggung tentang peluang Tommy, ia mengatakan, peta kekuatan kubu Cendana kemungkinan besar akan mengerucut ke figur Mbak Tutut, karena potensi penggalangan kekuatan di daerah lewat Mbak Tutut juga cukup besar.

"Dilihat secara figur dan finansial, ada tiga calon kuat yang akan bertarung memperebutkan posisi Ketua Umum Partai Golkar, yaitu Mbak Tutut, Aburizal Bakrie, dan Surya Paloh," katanya.

Meskipun, kata dia, secara figur ketiga orang tersebut pernah tersangkut permasalahan, misalnya Aburizal Bakrie dengan lumpur Lapindo atau Mbak Tutut yang menjadi bagian dari keluarga Cendana.

"Sampai saat ini memang dapat diprediksi Aburizal Bakrie dan Surya Paloh yang akan mendominasi persainghan, namun peluang Mbak Tutut untuk menjadi `kuda hitam` dalam pertarungan juga patut diperhitungkan," kata Teguh.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009