Jakarta (ANTARA News) - Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) akan merombak perjanjian operasi bersama (joint operation agreement/JOA) Blok Cepu menyusul keterlambatan produksi minyak blok tersebut yang semula dijadwalkan akhir Agustus ini.

"Kami akan perbaiki JOA-nya," kata Kepala BP Migas R Priyono saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin.

Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu ditandatangani Mobil Cepu Limited, anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia, pada 17 September 2005. Selanjutnya, MCL bersama PT Pertamina EP Cepu menandatangani JOA.

Selain MCL yang menguasai 20,5 persen, kepemilikan (participating interest) Blok Cepu lainnya adalah PT Pertamina EP Cepu 45 persen, Ampolex (Cepu) Pte Ltd (juga anak perusahaan ExxonMobil) 24,5 persen, dan empat BUMD yakni PT Sarana Patra Hulu Cepu 1,091 persen, PT Asri Dharma Sejahtera 4,4847 persen, PT Blora Patragas Hulu 2,182 persen, dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana 2,2423 persen.

Selain perbaikan JOA, lanjut Priyono, BP Migas juga meminta ExxonMobil mengganti pejabat yang bertanggung jawab dalam proyek Cepu. "Kami minta mereka (pejabat proyek Cepu) pulang saja," ujarnya.

Selanjutnya, tambahnya, jika memang benar-benar tidak ada itikad baik, maka pemerintah akan mengganti MCL sebagai operator.

Menurut Priyono, sebenarnya sampai saat ini, produksi pertama Cepu sudah siap di lapangan. "Namun, kami masih menghadapi permasalahan dua izin yang belum turun," katanya.

Kedua izin yang seluruhnya dari Ditjen Migas Departemen ESDM tersebut adalah penggunaan pipa dan sertifikasi peralatan agar bisa dijalankan.

Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto menyangsikan, produksi pertama Cepu bisa dilakukan hari ini. "Saya tidak yakin. Terakhir saya Jumat (28/8) ke lokasi, belum siap," katanya.

Dito meminta agar pemerintah mengganti MCL sebagai operator Blok Cepu.

Produksi pertama minyak Blok Cepu sebesar 20.000 barel per hari berulang kali mundur dari target yang ditetapkan.

Sebelumnya, produksi pertama Cepu ditargetkan pada akhir tahun 2008, namun meleset. Terakhir, produksi ditargetkan mulai Agustus 2009.

Perencanaan produksi Blok Cepu dibagi menjadi dua fase yakni produksi yang dipercepat (early production) dan produksi penuh (full production).

Periode early production merupakan target yang diberikan pemerintah kepada operator yakni Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia, mempercepat produksi Blok Cepu.

Sesuai skenario, periode early production ditargetkan berproduksi sebesar 20.000 barel per hari dan full production direncanakan dimulai tiga tahun setelah periode early production dengan puncaknya 165.000 barel per hari.

Dengan demikian, jika produksi early production baru dimulai tahun ini, maka periode full production mulai 2012 atau 2013.

Selama fase pertama hingga kedua yakni antara 2009 sampai 2012-2013, produksi Cepu akan konstan sebanyak 20.000 barel per hari. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009