"Sebanyak 110 pelaku pariwisata dari Indonesia kami fasilitasi untuk berpameran di Matta Fair 2009," kata Direktur Promosi Internasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata I Gde Pitana di Jakarta, Rabu.
Pihaknya menjadi fasilitator pada ajang pariwisata terbesar di Malaysia itu pada 4-6 September 2009 di Putra World Center dengan menyediakan desain, lahan, dan dekorasi.
Departemen Budpar menyediakan lahan seluas 180 m2 berkapasitas 20 tempat pameran dengan desain bernuansa khas Indonesia bertema "marine & mice".
Peserta datang dari berbagai provinsi di Indonesia di antaranya Dinas Pariwisata Sumatera Utara, Badan Promosi Pariwisata Sumatera Utara, Disparda DKI Jakarta, Disparda Sulawesi Utara, Baparda Yogyakarta, dan Disparda Jawa Timur.
Ada juga pelaku industri pariwisata dari Bandung, Solo, Yogyakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Matta Fair merupakan ajang promosi wisata yang digelar secara rutin oleh pemerintah kerajaan Malaysia dua kali dalam setahun. Kegiatan itu dikoordinasi langsung oleh Ministry of Tourism Malaysia (Kementrian Pelancongan) Malaysia.
Kegiatan itu merupakan salah satu gelaran akbar pariwisata yang sangat diperhitungkan di kawasan Asia Pasifik mengingat jumlah pengunjung mencapai 10.000 orang/hari dari berbagai etnis.
Matta Fair dari tahun ketahun diikuti oleh pelaku pariwisata dari berbagai negara di Asia Pasifik mulai dari China hingga Australia.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Tetapi Kalau sampai meng KLAIM budaya Indonesia sebagai miliknya kita harus protes dan bela mati2an.