Ankara, (ANTARA News) - Partai oposisi Turki, Selasa, mengecam tindakan pemerintah untuk memulai pembicaraan mengenai pembinaan hubungan diplomatik dengan musuh lama negeri itu, Armenia, karena membuat konsesi sepihak, demikian laporan satu surat kabar lokal, Selasa, di laman Internetnya.

Armenia belum cukup mengubah kebijakannya atau menerapkan prasyarat yang diperlukan guna memungkinkan perujukan dengan Turki, kata harian berbahasa Turki, Hurriyet Daily News, yang mengutip pernyataan Wakil Presiden Partai Rakyat Republik (CHP) Onur Oymen, seperti dikutip dari Xinhua-OANA.

"Armenia tak menjanjikan apa-apa sebagai jawaban atas protokol ini sehingga apa yang dilakukan Turki akan menjadi konsesi satu pihak," katanya.

Anggota Parlemen Deniz Bolukbasi dari Partai Gerakan Nasional (MHP) mengatakan isi protokol tersebut tak memenuhi harapan Turki karena Armenia tak berjanji akan mundur dari Nagorno-Karabakh, wilayah yang telah lama menjadi sengketa, atau berjanji akan menyelesaikan banyak masalah dengan Turki.

Menurut satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Turki, Armenia dan penengah Swiss, Senin, menyatakan dua protokol akan diparaf setelah enam pekan "konsultasi politik internal" guna membina hubungan diplomatik dan meningkatkan hubungan bilateral dengan Armenia.

Turki dan Armenia tak memiliki hubungan diplomatik atau ekonomi sejak Armenia memproklamasikan kemerdekaan pada 1991.

Turki menutup perbatasannya dengan Armenia pada 1993 guna mendukung Azerbaijan, selama konfliknya dengan Armenia mengenai wilayah Upper Karabakh dan telah menyatakan perbatasan tersebut hanya dapat dibuka kembali setelah penarikan tentara Armenia dari wilayah sengketa itu.(*)



 

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009