Mataram (ANTARA News) - Lebih dari 20 orang wartawan berbagai media di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu siang, mendatangi Polres Mataram guna mendesak polisi untuk menangkap kelompok preman yang menganiaya dua kameramen televisi.

Aksi solidaritas itu melibatkan wartawan dari tiga elemen organisasi pers yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) dan Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI).

Puluhan wartawan yang dikoordinir H. Samiarto dari RCTI itu diterima Wakil Kepala (Waka) Polres Mataram, Kompol Ronny Azwawie, hingga digelar temu silaturahmi di ruang kerjanya.

"Kami mendukung tugas kepolisian dalam penegakan hukum dan kami berharap tersangka pelaku penganiayaan itu segera ditangkap dan diadili sesuai ketentuan hukum yang berlaku," ujar Samiarto saat berdialog dengan Waka Polres Mataram.

Menanggapi permintaan puluhan wartawan itu, Azwawie menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan pengejaran terhadap tiga orang pemuda yang teridentifikasi sebagai pelaku tindak pidana penganiayaan terhadap dua orang wartawan televisi itu.

"Pelaku tengah diburu, kasus ini pasti ditindaklanjuti hingga tuntas sesuai ketentuan hukum yang berlaku," ujarnya.

Pada Selasa (1/9) siang, sekelompok preman di Mataram, menganiaya dua wartawan televisi yakni Yosibio Novanto dari Trans TV dan Herman Zuhdi dari TVOne yang meliput razia warung makan yang beroperasi di bulan puasa.

Tindak pidana penganiayaan itu terjadi sesaat setelah rombongan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Provinsi NTB yang melakukan razia warung makan itu meninggalkan lokasi tersebut.

Deretan rumah makan yang dirazia itu terletak di Jalan Ismail Marzuki, Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, karena masih tetap beroperasi di siang hari saat umat Islam di daerah itu tengah berpuasa.

Letak rumah makan itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Mataram. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009