Pengamat pasar uang Harry Kurniawan di Jakarta, mengatakan melemahnya rupiah yang terjadi sejak awal pekan ini, karena pasar regional melemah akibat memburuknya bursa Wall Street.
Bursa Wall Street merosot setelah laporan daftar gaji no pertanian AS lebih buruk dari perkiraan sebelumnya, akibatnya Indeks Dow Jones Industrial Average turun 29,93 poin (0,32 persen), ucapnya.
Tekanan pasar terhadap rupiah, menurut dia juga disebabkan munculnya laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju inflasi Agustus 2009 lebih tinggi mencapai 0,56 persen dari bulan sebelumnya hanya 0,45 persen.
Karena itu rupiah kembali tertekan pasar, meski dolar AS di pasar regional melemah terhadap yen dan euro, katanya.
Dolar melemah terhadap euro dan yen sehari setelah menikmati "rally" tajam karena pasar mengabaikan sebagian besar data segar yang positif di tengah pemulihan ekonomi.
Euro naik menjadi 1,4267 dolar dari 1,4219 terhadap yen menjadi menjadi 92,17 yen dari 92,96.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009