Garut (ANTARA News) - Sekurangnya 1.291 kepala keluarga (KK) atau 13.350 jiwa pengungsi korban guncangan gempa tektonik di kabupaten Garut, memasuki hari kelima dalam pengungsiannya mulai tampak jenuh.

"Terutama menjelang berbuka puasa Ramadhan dan menjelang makan sahur. Banyak diantara mereka yang "kukulutus" (bersungut-sungut) akibat kian dihinggapi rasa jenuh dengan suasana yang mereka hadapi, kata beberapa camat di wilayah Garut Selatan termasuk camat Pameungpeuk, Jujun Juhana, S.Sos, Sabtu malam.

Ia mengakui menu utama mereka selama ini, berupa ikan kaleng sarden, mie instan serta air kemasan gelas, namun pada buka puasa hari ini bisa menikmati menu tambahan berupa tahu dan tempe.

Menghadapi kondisi demikian sangat diperlukan kesabaran tinggi, dengan memaklumi kondisi psikologis mereka saat ini yang kerap mudah temperamental, imbuh Jujun Juhana.

Sehingga pihaknya sering mengingatkan seluruh jajarannya, agar tidak terpancing oleh keluhan bahkan umpatan para pengungsi, melainkan dengan penuh kesabaran memberi pengertian yang sebaik mungkin secara persuasif, yang tak menyinggung perasaan.

Keterangan senada disampaikan camat Cisompet, Haerudin dan camat Cikelet Ripan Mulyadi, mereka bersepakat terus melakukan pendekatan untuk memotivasi semangat hidup para pengungsi, katanya.

Karena permasalahan sepele-pun, bisa memacu ketegangan jika tidak dihadapi dengan kesabaran, ungkap camat Cibalong H. Dik Dik. AR saat dihubungi terpisah.

Terdapat pula diantaranya pengungsi yang langsung bermalam di masjid-masjid terdekat seusai shalat tarawih, katanya.

Mereka selain masih memerlukan berbagai bantuan dan uluran tangan para dermawan, juga membutuhkan pendampingan dari kalangan pendidik atau para psikolog, ujar Haerudin.

Karena dipastikan tidak nyaman, mendiami tenda peleton yang rata-rata diisi 100 orang termasuk bayi dan anak balita.

"Suasananya riuh bahkan kerap gerah, belum lagi adanya kebutuhan biologis bagi suami-istri yang berusia muda," katanya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009