Tasikmalaya (ANTARA News) - Bantuan bagi korban bencana gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang mengguncangkan wilayah Tasikmalaya belum merata secara keseluruhan di berbagai tempat pengungsian, kata Kapolresta setempat.

"Bantuan bagi korban bencana gempa belum semua tersentuh," kata Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Aries Syarief Hidayat, didampingi calon ketua umum partai Golkar, Dr H Yuddy Chrisnandi, di kediamannya di Tasikmalaya, Sabtu.

Aries menerangkan wilayah yang belum tersentuh yakni korban gempa di Kecamatan Purbaratu yang dinilai banyak terluka dan rumah hancur serta hampir keseluruhan di satu kelurahan mengungsi di tenda darurat.

Selain itu daerah Kota Tasikmalaya belum tersentuh bantuan yakni pondok pesantren Condong yang mengalami kehancuran asrama putra yang ambruk sehingga terpaksa seluruh santrinya diliburkan, bahkan dinding madrasah dan masjid mengalami retak-retak serta atap bangunan rusak.

"Jadi bantuan itu harus dikelola dengan baik agar semuanya merata," harapnya.

Dikakatan Aries daerah wilayah Tasikmalaya utara, dinilai belum didatangi para dermawan dari kelompok maupun swasta dan perusahaan yang memberikan bantuan, padahal daerah tersebut banyak rumah yang hancur dan warga mengungsi yang tinggal di tenda darurat.

Sementara itu menurut Yuddy yang datang langsung dari Jakarta berharap para pemberi bantuan maupun pemerintah daerah perlu sensitifitas peninjauan daerah yang belum diberi bantuan dari luar maupun dari pemerintah daerah.

"Mudah-mudahan saja korban gempa secepatnya menerima bantuan," katanya.

Sementara itu menurut salah seorang korban gempa, Dayat (45) di tempat pengungsian Kampung Sukajaya, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, mengharapkan bantuan tenda dan air bersih.

Dikatakannya selama ini warga di tempat pengungsian tidak semuanya tertampung di tenda darurat, bahkan warga juga kesulitan mendapatkan air, dan penyediaan selimut masih kurang.

"Ya disini juga masih memerlukan bantuan, makanan, selimut, dan penambahan tenda," katanya yang mengalami kerusakan rumah cukup parah akibat diguncang gempa.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009