Bogor (ANTARA News) - Departemen Kesehatan (Depkes) pada hari Minggu akan mengirimkan tambahan obat sebanyak 25 ton untuk membantu korban bencana gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang melanda sebagian wilayah Jawa Barat (Jabar).

"Hari (Minggu) ini akan dikirim tambahan obat untuk lima kabupaten di Jabar yang dilanda gempa," kata Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes dr Rustam S Pakaya, MPH, melalui pesan singkat (SMS) kepada ANTARA, Minggu siang.

Ia mengatakan, masing-masing daerah akan dikirim satu truk dengan jumlah sebanyak lima ton, sehingga totalnya berjumlah 25 ton.

Lima wilayah yang mendapat pasokan obat tambahan itu masing-masing adalah Kabupaten Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.

Dalam kaitan itu, katanya, tim kesehatan dari provinsi dibantu Depkes pusat sudah di lapangan dengan dukungan dari tim kesehatan masing-masing kabupaten tersebut untuk melakukan koordinasi.

Khusus mengenai fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK), menurut Rustam S Pakaya, pihaknya sudah menghubungi Kepala Dinkes Jabar dan berkoordinasi dengan kepala dinas pekerjaan umum (Kadis PU) dan dinas sosial (Dinsos).

Ia juga menjelaskan bahwa tim "surveilans" penyakit dan tim psikososial saat ini sedang berada di lapangan guna membantu mengatasi berbagai masalah yang ada pada korban.

Sedangkan lokasi-lokasi pengungsian juga akan segera disemprot (fogging) dengan disinfektan, karena di lokasi pengungsian rentan terhadap penyakit akibat situasi darurat bencana dimana masyarakat banyak berkumpul.

"Kondisi cuaca kalau malam hari sangat dingin, dan dengan alas tanah di mana terdapat serangga, mudah menyebabkan kondisi kesehatan pengungsi memburuk, sehingga dengan disemprot akan membunuh potensi kuman," katanya

Ditambahkannya bahwa beberapa hari sebelum terjadi gempa pada Rabu (2/9), memang di Kabupaten Tasikmalaya sedang terjadi kejadian luar biasa (KLB) diare, namun menurut Dinkes setempat sudah mereda.

Sedangkan mengenai pasien yang masih dirawat di rumah sakit masih terdapat 74 orang, dan yang sudah diperbolehkan pulang sebanyak 104 orang, demikian Rustam S Pakaya.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009