Tasikmalaya (ANTARA News) - Korban gempa Tasikmalaya di tempat pengungsian di Kecamatan Cisayong berharap untuk mendapatkan uang memperbaiki rumahnya dari hutang anggota Dewan terpilih.

"Saya berharap memperbaiki rumah dari uang anggota dewan yang belum mambayar," kata Ade Tarya, duda dua anak di tempat tenda pengungsian, Cisayong, Tasikmalaya, Jabar, Minggu.

Ade yang berprofesi sebagai penyalur bahan material bangunan sempat mengirim bahan bangunan dengan dihutangkan kepada anggota dewan terpilih yang tidak ingin disebutkan namanya anggota dewan tersebut.

Hutang tersebut diberikan sebelum mencalonkan diri menjadi dewan, yang berjanji akan melunasi hutang setelah mendapatkan uang dari usahanya, sekaligus setelah bahan merial digunakan untuk membangun rumahnya.

Bahkan dikabarkan telah terpilih menjadi anggota dewan periode 2009-2014 dalam waktu sepekan kebelakang sudah dilantik, sehingga kembali mendatangi rumahnya dengan harapan segera dibayar.

Hutang tersebut kata Ade sebesar Rp48 juta, yang sudah ke 24 kalinya menagih ke rumahnya namun tidak membuahkan hasil yang diharapkannya membayar, hingga terjadi musibah gempa hutang tersebut belum juga dibayar.

"Sudah 2 kali menagih, tapi tetap belum dibayar juga, padahal dia itu sudah menjadi anggota dewan," katanya di tenda terpal yang dibuatnya sendiri di samping rumah hancurnya.

Akibat lambatnya membayar hutang, Ade merasa kebingungan mencari biaya kehiduapan sehari-harinya setelah rumahnya roboh diguncang musibah yang tidak diduga akan menimpa hidupnya.

Ade mengaku pasca kejadian gempa di tempat pengungsian selama dua malam tidak bisa tidur nyenyak, karena beban memikirkan rumah dan hutang terus membebani hidupnya selama tinggal didalam tenda kecil.

Sementara itu kerugian kerusakan rumah yang dialaminya akibat gempa diperkirakan mencapai Rp70 juta dan belum termasuk isi perabot rumah diantaranya televisi dan alat elektronik lainnya.

"Saya hanya bisa berdoa dan menyabarkan hati diri sendiri akibat musibah ini," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009