Pangkalpinang (ANTARA News) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bangka Belitung (Babel) mengawasi peredaran ikan serta makanan lain berfomalin jelang perayaan Idul Fitri 1430 H di daerah itu.

Kasie Pemeriksaan, Penyelidikan, Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen pada BPOM Babel, Iswandi S. Farm, Apt, di Pangkalpinang, Minggu, mengatakan, BPOM akan mengawasi ikan, daging ayam, tahu dan makanan lainnya yang mengandung fomalin di pasar-pasar tradisional di Pangkalpinang dan daerah kabupaten di Bangka Belitung.

"Sampai saat ini, hasil survei dan penelitian dengan mengambil beberapa sampel ikan, tahu dan daging ayam di pasar tradisional Pangkalpinang dan Sungailiat tidak ditemukan bahan-bahan berbahaya yang mengandung fomalin," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya berkerj asama Dinas Kesehatan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan meningkatkan pengawasan kelayakan dan kesehatan makanan yang dijual selama puasa Ramadhan dan Idul Fitri 1430 H.

"Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk jeli dan berhati-hati memilih ikan, daging ayam dan tahu dengan melihat kondisi makan tersebut. Apabila ada masyarakat menemukan makanan yang dicurigai mengandung bahan pengawet diharapkan agar segera melaporkan ke Badan POM atau pihak-pihak terkait, agar penyebaran makanan berpengaet itu tidak menyebar luas," ujarnya

Ia menjelaskan, formalin adalah nama zat kimia yang terdiri atas campuran formaldehid, metanol dan air yang kebanyakan digunakan sebagai pengawet mayat. Tetapi akhir akhir ini sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan.

"Formalin ini apabila dicampurkan ke daging ikan, maka formalin ini akan diserap oleh daging ikan dengan mudah, kemudian formalin akan mengeluarkan sel sel dari daging ikan tersebut dan menggantikannya dengan formaldehid yang lebih kaku.

Hasilnya daging ikan tadi akan awet atau bertahan dalam waktu yang lama, di samping itu daging ikan tadi tidak akan membusuk karena formalin tadi mampu membunuh mikroba atau kuman kuman kecil yang biasanya berperan dalam proses pembusukan," ujarnya.

Ia mengatakan, makanan yang sering kali diawetkan menggunakan formalin biasanya mie, ikan segar, ikan asin, tahu dll. Bedanya dengan makanan yang diberi formalin dengan yang tidak adalah makanan ini tampak lebih kenyal, lebih mengkilat, lebih liat dan tidak dikerubuti oleh lalat meskipun sudah beberapa hari.

Makanan yang berfomalin itu dapat menyebabkan iritasi pada lambung sehingga bisa menimbulkan muntah darah, atau diare yang bercampur dengan darah, atau bisa juga kencing darah dan berpotensi menimbulkan kematian. Tetapi hal ini jarang terjadi karena diperlukan dosis formalin yang besar.

Selain itu, formalin dapat merusak ginjal atau menimbulkan kanker di kemudian hari. Jadi hati hati membeli makanan dan mengkonsumsi makanan," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009