Tasikmalaya (ANTARA News) - Korban gempa Tasikmalaya mendapat bantuan dana Rp650 juta dalam bentuk cek dan berbagai perlengkapan sehari-hari dari Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Ketua Umum Dekranas yang juga Ibu Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla bersama ibu-ibu Menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang merupakan para pengurus Dekranas di Posko Utama Desa Suka Setia, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, menyerahkan bantuan melalui Wakil Bupati Tasikmalaya Endang Hidayat.

"Kami prihatin terhadap musibah ini, hati kami bergelora. Apa yang dibutuhkan warga kami ingin bantu. Ini kami ingin bantu berupa Rp650 juta untuk semua. Nanti dibagikan lewat Bupati. Semoga bisa meringankan beban warga," kata Ibu Mufidah disambut tepuk tangan warga.

Selain berupa cek, Ibu Mufidah juga mengirimkan bantuan dalam bentuk perlengkapan seperti 3.100 lembar sarung, 1.000 lembar selimut, 1.000 pasang sendal jepit, serta perlengkapan sehari-hari berupa sikat gigi, odol, sabun, sampo, gayung, masker, larutan penyegar, hingga minyak kayu putih. Juga perlengkapan wanita seperti pakaian dalam hingga pembalut.

"Kami tidak ingin tinggal diam di sana. Kami juga pikirkan kebutuhan bapak ibu," katanya yang didampingi pengurus Dekranas lainnya, antara lain, Ibu Effi Mardiyanto, Ibu Kartini Fahmi Idris, Ibu Anton Apriantono, Ibu Ratna Megawangi Sofyan Djalil dan istri para staf kantor Wapres.

Sementara itu Wakil Bupati Tasikmalaya, Endang Hidayat mengatakan, gempa Tasikmalaya ini menimpa 39 kecamatan, lebih parah dari gempa dengan tsunami Pangandaran pada 2006 yang hanya menimpa dua kecamatan.

Gempa 2 September membuat 11.726 rumah rusak berat sehingga tak layak ditinggali dan sekitar 30 ribu rumah rusak sedang dan membuat sekitar 35 ribu warga mengungsi sehingga membutuhkan 50 ton beras per hari.

Selain rumah warga, 13 pesantren juga tercatat rusak, 470 mesjid rusak dan 172 sekolah dengan 332 ruang belajar rusak sehingga membutuhkan dana rehabilitasi sedikitnya Rp86 miliar.

Walau demikian hanya empat warga tewas dan 66 harus dirawat di rumah sakit karena luka berat, ujarnya.

"Kecamatan Cisayong adalah kampung yang paling parah, khususnya desa Suka Setia di mana 187 rumah hancur, seorang anak tewas dan delapan luka berat, serta 12.593 orang mengungsi.

Dalam perjalanan ke posko utama desa Suka Setia tampak sejumlah rumah rusak yang atapnya runtuh dan temboknya retak-retak di kanan dan kiri jalan, di sela rumah-rumah yang tetap utuh. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009