Jakarta (ANTARA News) - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto menegaskan kembali keseriusannya untuk menjadi calon ketua umum DPP Partai Golkar dalam Munas Golkar di Pekanbaru, Riau, 4 hingga 7 Oktober mendatang.

"Dalam kerangka krisis kebangsaan ini, saya terjun kembali ke politik dan akan ambil bagian dalam bursa pemilihan Ketua umum Partai Golkar," kata Tommy saat menerima sejumlah pengurus DPD II Golkar Depok, Bogor, Bondowoso, Jember, dan sejumlah kader Golkar dari Jatim di Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta, Senin.

"Saya ingin menyumbangkan konsep dan pemikiran untuk mengubah situasi menjadi lebih baik," kata putra mantan presiden Soeharto itu.

Kader Gokar itu menyatakan ingin menanyakan kepastian pencalonan. Tommy pun langsung menjawab bahwa dirinya siap dan akan menjelaskan secara terbuka terkait pencalonan ini pada Kamis (10/9).

Pengurus DPD Golkar Depok Naning Boting dan Babay Suhaimi sempat mempertanyakan kendala aturan dalam AD/ART Golkar yang bisa mengganjal langkah Tommy. Namun secara diplomatis, Tommy menjelaskan bahwa dirinya adalah Anggota Dewan Penasehat MKGR, salah satu sayap pendiri Golkar.

"Nah, tinggal ditafsirkan apakah ini masuk kriteria pengurus," katanya.

Dalam penjelasan di hadapan pengurus DPD II Depok dan Jatim itu, Tommy menceritakan panjang lebar bagaimana Golkar harus bangkit dan bisa lebih berperan di kancah politik nasional. Karena itu, Tri Karya Golkar harus menjadi pegangan, yakni independen, mandiri, dan dinamis.

Terkaitan independensi, kata Tommy, Golkar harus punya sikap politik yang jelas dan tidak menjual diri demi kekuasaan. Golkar tidak perlu menempuh sikap oposisi terhadap pemerintah SBY, tapi tetap kritis jika ada kebijakan pemerintah yang tidak mendukung kesejahteraan rakyat.

"Tapi bila ada kebijakan yang mendukung kemajuan rakyat, maka harus didukung. Itulah sikap independensi Golkar," kata Tommy.

Mengenai kemandirian Golkar, menurut Tommy, Golkar tidak boleh bergantung pada pihak lain karena SDM Golkar sangat banyak dan merata di seluruh Tanah Air.

"Saya ingatkan, Golkar jangan dijadikan ajang dagang sapi oleh elite yang berharap pada kekuasan saat ini," kata Tommy.

Sedangkan untuk sikap dinamis Golkar, Tommy menjelaskan bahwa partai harus fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Dalam pertemuan ini, Tommy menunjukkan kemampuan memahami persoalan Golkar. Dia mengatakan, kunci sukses Golkar ke depan adalah menjadikan partai sebagai kendaraan rakyat Indonesia mencapai kemajuan dan kesejahteraan, bukan kendaraan segelintir elite yang hanya mengejar kekuasaan, lalu meninggalkan Golkar dalam keterpurukan.

"Apakah kita ingin menyerahkan Golkar pada elite yang mementingakn diri sendir? Mengumbar uang untuk keberhasilan munas, lalu setelah itu ditinggalkan. Saya tidak ingin seperti itu, meski saya juga paham bahwa partai butuh biaya," kata Tommy.

Dalam kaitan itu, dia menyindir bagaimana kepemimpinan Golkar yang akhirnya ditinggalkan kontituennya. Partai ditinggalkan pendukungnya pada pemilu legislatif, ketua umum tidak mampu memenangi pilpres, wakil ketua umum partai ini tidak mampu lagi meraih kursi di DPR.

"Ini `kan memalukan, padahal mereka setiap hari berbicara di media cetak dan elektronik, kenapa rakyat meninggalkannya," kata Tommy

Di samping soal politik, Tommy juga paham membicarakan masalah pertanian dan peternakan. Dia sedih karena banyak potensi pertanian dan peternakan tidak bisa dioptimalkan untuk kepentingan rakyat.

"Di sektor inilah, kader Golkar bisa berperan sehingga pada pemilu 2014 tidak susah lagi meyakinkan rakyat karena sudah bekerja untuk rakyat," katanya.

Tommy mengatakan, bangsa Indonesia saat ini tengah mengalami krisis parah. Rasa kebangsaan tidak lagi menjadi prioritas sehingga bangsa ini terus terpuruk dan tidak ada rasa kebanggaan sebagai banngsa Indonesia.

"Sehingga ketika Malaysia terus memprovokasi dan mengklaim budaya kita, tidak ada yang bereaksi tegas. Tidak ada sikap politik yang tegas dari pemerintah dan DPR. Sekarang saatnya bangsa ini bangkit untuk menunjukkan kebesaran dan kejayaanya dan Partai Golkar bisa berperan banyak untuk itu," kata Tommy.

Terkait kebangsaan ini, Tommy juga banyak mengungkapkan kegelisahan menyaksikan perkembangan yang kurang memberikan jaminan kemajuan. Dia menegaskan, untuk membawa bangsa ini menjadi lebih baik dan rakyat lebih sejahtera, maka bangsa ini harus dikelola dengan baik.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009