Berlin, (ANTARA News) - Perwira Jerman yang ditugasi melakukan pemboman mematikan terhadap truk-truk bahan bakar di Afghanistan dinilai melanggar prosedur, kata temuan pemeriksaan pendahuluan NATO, seperti yang dilaporkan harian Sueddeutsche Zeitung Kamis.

Kolonel Georg Klein bertindak melebihi kewenangannya dan kurang mengevaluasi situasi, kata laporan NATO yang dilakukan menyusul serangan udara Jumat lalu di provinsi utara Kunduz, yang menewaskan lusinan orang, sebagaimana dikutip dari AFP.

Hal itu sepenuhnya jelas bahwa Klein tidak menghormati prosedur pembuatan keputusan, kata seorang perwira tinggi Jerman di NATO pada harian tersebut.

Keputusan seperti itu seharusnya dirujuk kepada markas besar Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO, katanya.

Klein Jumat lalu meminta bantuan pesawat perang Amerika Serikat untuk mengebom dua truk milik pasukan koalisi yang ditangkap oleh gerilyawan Taliban, karena mereka khawatir akan digunakan sebagai bom truk terhadap pasukan NATO.

Laporan pendahuluan menyimpulkan, bagaimanapun tentara ISAF tidak dekat dengan bahaya, ketika truk-truk tersebut diserang di padang pasir dan dipantau dari dekat.

ISAF mengakui bahwa penduduk sipil yang berada di sekitar truk-truk tanker untuk mencari bahan bakar itu yang tewas dan cedera dalam serangan, namun tidak menjelaskan berapa jumlah korban.

Para pejabat lokal Afghanistan mengatakan, sedikitnya 54 orang tewas.

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jerman menolak memberikan komentar kepada surat kabar yang berkantor pusat di Munich itu.

Dia mengatakan, pihaknya masih menunggu sampai ada laporan resmi dituntaskan.

Pemerintah Jerman sejauh ini telah bereaksi secara berhati-hati mengenai serangan itu, yang memicu kemarahan Afghanistan.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, Selasa menyatakan `duka cita yang dalam` atas tewasnya sejumlah penduduk sipil itu. Namun dia mengatakan `tidak akan menerima suatu keputusan yang sifatnya prematur` mengenai serangan tersebut.

Pengeboman tersebut menghidupkan kembali perdebatan di Jerman mengenai pengiriman pasukannya ke Afghanistan, kurang dari tiga pekan sebelum pemilihan umum.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009