Jakarta (ANTARA News) - Kehadiran Tommy Soeharto akan diperhitungkan oleh kandidat lainnya dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014 karena pencalonan anak presiden ke-2 RI itu bisa mengubah peta dukungan suara.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, di Jakarta, Kamis, mengatakan, kemampuan finansial yang dimiliki Tommy Soeharto serta kondisi internal Partai Golkar yang pragmatis, bisa mengubah peta dukungan suara yang selama ini sudah mengarah pada salah satu kandidat.

"Daerah-daerah yang saat ini sudah mendukung salah satu kandidat, menjelang hari pelaksanaannya bisa mengalihkan dukunganya kepada Tommy Soeharto," kata Lili Romli.

Menurut dia, dinamika dukungan suara di partai Golkar berkembang sangat dinamis, apalagi kondisi internalnya pragmatis.

Panitia pengarah Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar saat ini menyusun draft tata tertib dengan persyaratan dukungan minimal 30 persen suara untuk menjadi calon ketua umum, dan menurut Romli, persyaratan tersebut bisa berubah ketika ditawarkan pada forum Munas.

"Jika daerah-daerah mengalihkan dukungannya kepada Tommy, maka dukungan terhadap Aburizal dan Surya Paloh bisa menurun," katanya.

Kelemahan Tommy menurut Romli adalah dari sisi kepemimpinan, karena Tommy tidak berada dalam struktur kepemimpinan Partai Golkar, sehingga dukungan kepadanya lebih karena faktor finansial.

Ketika ditanya apakah Tommy akan merapat pada salah satu kandidat, menurut Lili, hal itu juga mungkin terjadi jika perkembangan situasi pada peserta Munas tidak terlalu berpihak kepadanya.

Lili memperkirakan, dari tiga kandidat yang muncul dalam bursa calon ketua umum, kemungkinan Tommy akan merapat kepada Surya Paloh, yang memiliki hubungan bisnis lebih erat.

Jika hal ini sampai terjadi, katanya, maka pertarungan antara Aburizal Bakrie dan Surya Paloh, akan semakin ramai. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009