Singaparna, Jabar (ANTARA News) - Korban gempa Tasikmalaya yang melanda daerah Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya mempertanyakan penyaluran bantuan kepada pihak petugas pengelola penerimaan bantuan.

Ny Ade Mulyati (30) korban gempa warga Kampung Kostasari, Desa Pedang Kamulyan, Kecamatan Bojonggambir, menilai banyaknya bantuan makanan dan uang yang diberikan berbagai pihak kepada korban gempa di Bojonggambir penyalurannya kurang jelas.

Ia mengaku dari banyaknya bantuan yang diterima oleh petugas pengelola bantuan, baru diterima korban gempa hanya 1 kg beras serta beberapa bungkus mie instan, sehingga menimbulkan kecurigaan warga di pengungsian.

"Saya lihat banyak bantuan disumbangkan bahkan dari pemerintah juga memberikan bantuan, tapi yang saya tahu selama ini hanya menerima beras 1 kg dan beberapa bungkus mie," katanya.

Ny Ade yang mengalami rumahnya ambruk dan merusak barang berharga miliknya akibat guncangan gempa Tasikmalaya berkekuatan 7,3 skala richter, berharap bantuan yang disalurkan dari berbagai pihak dilakukan secara transparan.

Dipertanyakannya penyaluran bantuan tersebut karena warga di pengungsian membutuhkan berbagai keperluan sehari-hari seperti makan dan perlengkapan selama tinggal di tenda bersama anggota keluarga lain korban gempa.

Sementara itu menurut tokoh masyarakat Bojonggambir, Cucu Rasman, proses penyaluran bantuan di Kecamatan Bojonggambir dilakukan secara bagi rata, bahkan warga yang bukan korban gempa di wilayah Bojonggambir mendapatkan bantuan.

"Jadi sebaiknya pihak kecamatan sebagai pengelola bantuan memilah-milah mana yang perlu dibantu, jika warga dan rumahnya selamat dari kerusakan akibat gempa sebaiknya dinomor duakan dulu," katanya.

Dijelaskannya, warga yang selamat dari guncangan gempa dinilai tidak akan mempertanyakan bantuan, tetapi warga korban gempa tentu akan mempertanyakan bantuan jika diterimanya lambat bahkan kurang.

"Kami harap ada sikap profesional dalam menyalurkan bantuan, yang jelas korban gempa perlu di tolong dalam kebutuhan makannya serta kebutuhan selama di pengungsian," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009