Bandung (ANTARA News) - Empat situ dan 21 bendungan dan irigasi di Jawa Barat mengalami retak dan bocor akibat gempa bumi yang terjadi di provinsi itu Rabu (2/9), kata Koordinator Komunikasi Tim Penanggulangan Bencana Alam Jawa Barat, Deny Juanda.

"Ada empat situ yang mengalami kerusakan akibat gempa, kondisinya berbeda-beda, selain itu beberapa ruas irigasi juga rusak," katanya di Bandung, Jumat.

Keempat situ yang mengalami kerusakan adalah Situ Cisanti dan Sipatahunan di Kabupaten Bandung, Waduk Darma di Kuningan dan Situ Gede di Mangkubumi Tasikmalaya.

Luas situ Sipatahunan sekitar empat hektare dan Situ Cisanti sekitar enam hektare genangan air. Keduanya di kawasan Bandung Selatan. Sedangkan waduk Darma di Kabupaten Kuningan memiliki genangan air maksimum 39 juta meter kubik.

Menurut Deny, kerusakan atau retak situ di kawasan itu sering terjadi, namun saat ini diduga dipicu goyangan gempa bumi berkekuatan 7,3 SR yang terjadi minggu lalu.

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) sejak kejadian gempa langsung melakukan pemeriksaan semua situ yang ada di Jawa Barat.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan empat situ di Jabar mengalami kerusakan, beberapa situ diantaranya termasuk tua," katanya.

Untuk merehabilitasi keempat situ tersebut, membutuhkan dana sebesar Rp4,2 miliar. Menurut Deny perbaikan keempat situ itu akan menjadi salah satu prioritas utama untuk menghindari kerusakan situ yang lebih parah lagi.

Selain itu, ratusan meter saluran irigasi juga rusak akibat gempa baik retak atau karena tertimbun longsor.

Salah satunya sekitar 800 meter irigasi rusak di Cianjur, dan ratusan meter lainnya rusak di kawasan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.

Akibatnya, puluhan hektare lahan tanaman padi yang masih berusia sekitar 60 hari terancam kekeringan karena kerusakan irigasi itu.

"Perbaikan situ ini tak menunggu tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi, tapi dilakukan secepatnya. Sifatnya sangat mendesak," kata Deny Juanda.

Sementara itu gempa bumi di Jawa Barat mengakibatkan 79 orang meninggal dunia dan 24 lainnya hilang serta mengakibatkan ratusan ribu rumah penduduk di 14 kabupaten/ kota.

Tahap tanggap darurat akan berlangsung hingga 16 September 2009. Sedangkan tahap rekonstruksi dan rehabilitasi akan dimulai pertengahan Oktober 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009