Kediri (ANTARA News) - Kerangka yang diduga tulang belulang Tan Malaka, tokoh revolusioner yang dicap beraliran kiri, akan dibawa ke Jakarta guna tes DNA setelah diambil dari makam di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Kami akan langsung membawa kerangka tersebut ke Jakarta, dan akan diteliti langsung oleh tim ahli forensik dari FKUI," kata ketua panitia pembongkaran makam Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin, di lokasi pembongkaran, Sabtu.

Ia mengungkapkan, tes yang dibantu oleh empat orang ahli forensik tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti identitas kerangka tersebut. Rencananya, kerangka itu akan di tes, dan akan dicocokkan dengan DNA di tubuhnya.

Menurut dia, waktu yang diperlukan untuk tes DNA tersebut sekitar tiga pekan. Selama itu, pihaknya akan menunggu, sambil mempersiapkan langkah selanjutnya, termasuk kepastian akan positif maupun negatif terhadap jasad Tan Malaka.

Ia sangat berterimakasih kepada pemerintah maupun warga yang antusias untuk menyaksikan pembongkaran makam tersebut.

"Kami tidak ada maksud politik apapun, terkait dengan pembongkaran tersebut. Hal itu kami lakukan, hanya untuk mengetahui tentang seseorang, yang kemungkinan Datuk Tan Malaka," kata kemenakan Tan Malaka tersebut.

Sebelum kegiatan penggalian makam, dilakukan doa yang dibacakan seorang kiai setempat. Sekitar empat warga kemudian membongkar makam tersebut.

Di kedalaman sekitar dua meter, mereka menemukan berbagai tulang seperti kepala, serta serpihan tulang yang mirip dengan gigi. Selain itu, juga ditemukan benda yang mirip dengan kain kafan.

Usai benda-benda tersebut diambil dari lubang makam, selanjutnya barang-barang tersebut ditaruh di tempat khusus, untuk keperluan tes DNA kelak.

Dokter spesialis forensik dan DNA FKUI, dr Djaya Surya Atmadja, SpF, PhD, SH, DFM mengungkapkan, pihaknya akan melakukan dengan metode antropologi forensik, dengan mengambil semua sisa kerangka. Hal itu dilakukan, untuk mengetahui dengan pasti fisik kerangka tersebut.

"Kami menemukan beberapa kerangka, di antaranya tulang yang mirip dengan gigi, serta bagian kepala. Kami merencakan akan melakukan tes dengan metode antropologi forensik, untuk dapat mengetahui secara fisik," katanya.

Sementara itu, Camat Semen, Agus Suntoro yang mewakili Muspida mengaku berharap banyak dengan penggalian yang dilakukan panitia nasional tersebut.

Menurut Agus, jika makam tersebut memang benar berisi jenazah Tan Malaka, pemerintah setempat akan membuat wisata sejarah.

Lokasi makam desa Selopanggung yang hanya seluas 500 meter tersebut berada di sekitar tiga kilometer lebih dari jalan raya desa. Di lokasi tersebut terdapat tiga makam kuno, di antaranya makam Tan Malaka, makam Mbah Selorejo, yang diduga adalah putra adipati Bojonegoro, serta makam Mbah Ketir, seorang putra adipati dari Tuban.

Belum ada yang mengetahui dengan pasti, kerangka di makam tersebut, khususnya Tan Malaka, mengingat saat ini masih akan dilakukan tes DNA.

Bahkan, pihaknya juga belum berani mengambil kesimpulan resmi dari hasil riset Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV di Leiden, Harry A Poeze, yang meneliti Tan Malaka sejak tahun 1971.

Dalam penelitian tersebut, Harry menyebut, Tan Malaka dibunuh oleh pasukan Batalyon Sikatan pimpinan Letnan Dua Soekotjo. Ia tewas pada tanggal 21 Februari 1949, dan tubuhnya dimakamkan di tempat pemakaman itu, tanpa disertai dengan nisan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009