Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat, menargetkan upaya pembangunan Jembatan penghubung wilayah Kabupaten Bekasi-Karawang rampung pada 7 November 2009.

Camat Cabangbungin, Mahrup, di Cabangbungin, Rabu, mengatakan jembatan yang diberi nama Batu Jaya sedianya akan menghubungkan transportasi masyarakat ke willayah Batu Raden, Karawang guna meningkatkan keuntungan secara ekonomi di kedua wilayah.

"Terealisasinya jembatan Batu Jaya bisa membuat lancar transportasi kedua wilayah, apalagi angkutan roda empat maupun lebih, bisa melewatinya. Jadi tidak usah meninggalkan mobil lagi kalau ingin menyebrang ke Cabangbungin atau ke Batu Raden, Karawang," ujar Mahrup.

Menurutnya, selama ini masyarakat setempat memanfaatkan jasa eretan (perahu lintas sungai) yang digunakan ke dua wilayah saat menyebrangi sungai untuk melakukan aktifitas dagang.

Dengan berdirinya jembatan tersebut, kata dia, Justru keuntungan lebih besar akan diperoleh Karawang. Alasannya, pedagang Karawang dan Cabangbungin lebih banyak mendistribusikannya dagangannya ke Cikarang.

"Sebab selama ini masyarakat Karawang kesulitan untuk mendistribusikan barang dagangannya ke Cikarang, sehingga dengan adanya jembatan ini mereka justru menjadi lebih untung," katanya.

Mahrup berharap, adanya jembatan tersebut bisa menambah tingkat kesejahteraan masyarakat dan aktifitas ekonomi sosial masyarakat setempat.

"Bagaimanapun juga kedua wilayah antara Cabangbungin dengan Batu jaya sudah berakulturasi, sehingga ada ikatan keluarga. Pastinya jembatan untuk kepentingan masyarakat," ujarnya.

Ditambahkan Mahrup, Jembatan Batu Jaya merupakan program Nasional yang didanai dari APBD senilai lebih dari Rp1,5 miliar.

Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di sekitar jembatan, Malwi (46) mengungkapkan, mudahnya berdagang di Batu Raden, Karawang, dengan berdirinya jembatan Batu Jaya.

"Kalau warga Cabangbungin senang bisa berdagang di Pasar Batu Raden, paling yang dirugikan adalah tukang eretan saja. karena dengan adanya jembatan, masyarakat jadi kurang berminat naik eretan," papar lelaki yang juga pembuat batu bata itu.

Menurutnya, untuk melintas sungai menggunakan eretan biaya yang digunakan sebesar Rp2000 sekali melintas. Sementara barang bawaan dagangan dikenakan biaya tambahan Rp2000 tergantung banyaknya barang.

"Kalau ditotal bisa sampai Rp5000 sekali lewat. MUdah-mudahan dengan adanya jembatan ini, kami tidak kesulitan lagi menuju ke Karawang," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009