Singapura (ANTARA News) - Para petaruh di Singapura mengabaikan berita mengenai Grand Prix Formula Satu di negaranya tahun lalu yang ternyata ternoda oleh kasus rekayasa hasil lomba, dan menyatakan akan tetap memasang taruhan untuk GP akhir pekan ini.

Reuters melaporkan, tim Renault terkena sanksi tidak boleh mengikuti kejuaraan dunia Formula Satu selama dua tahun setelah melakukan rekayasa hasil lomba ketika GP Singapura tahun lalu.

Tim dari Prancis itu dalam sidang Dewan Olahraga Otomotif Dunia FIA di Paris, mengakui mereka telah menyuruh pembalapnya, Nelson Piquet dari Brazil, untuk menabrakkan mobilnya ke tembok. Dengan kecelakaan yang dibuat-buat itu, rekan sesama timnnya, Fernando Alonson dari Spanyol bisa menang.

Pasar taruhan untuk GP Singapura 2009 telah dibuka hari Selasa ini untuk lomba akhir pekan ini. Skandal yang terjadi tahun lalu tampak tidak terlalu berpengaruh bagi para petaruh.

Bandar-bandar di Chinatown mengatakan bahwa mereka masih membuka taruhan untuk lomba balap Formula Satu itu.

"Kami tidak melihat tren yang tidak biasa dalam kegiatan pasar taruhan Formula Satu ini. Penjualan masih sesuai dengan harapan," kata seorang wanita jurubicara Singapore Pools, operator taruhan di negara kecil itu.

Aktivitas taruhan cukup populer di Singapura yang mayoritas warganya adalah etnis China.

Beberapa petaruh mengatakan bahwa rekayasa hasil pertandingan merupakan kasus di berbagai cabang olahraga, namun harapan untuk meraup keuntungan besar tetap menjadi daya tarik bagi mereka.

"Bahkan pertandingan sepak bola pun bisa direkayasa --- banyak pertandingan bisa diatur hasilnya. Sejauh ada uang banyak, orang akan bertaruh," kata Alan Ong, salah seorang bandar taruhan. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009