Petugas di bagian informasi stasiun UI Depok, Tasdik mengatakan, KRL mogok karena gangguan rem, yakni sistem remnya "blong".
"Kalau dipaksakan berangkat ke Jakarta dikhawatirkan tidak bisa dikendalikan, sehingga berisiko menabrak," katanya.
Masinis dan teknisi di KRL tersebut berusaha memperbaiki kerusakan, tapi sampai hampir 30 menit kerusakan belum bisa diperbaiki.
Sedangkan penumpang yang penuh sesak, sebagian keluar dari kereta dan menunggu di peron.
Masinis KRL tersebut beberapa kali mencoba apakah sistem remnya bisa bekerja.
Pada saat dicoba, sebagian penumpang yang berdiri di peron sudah berebut masuk kembali ke gerbong-gerbong kereta.
Setiap kali dicoba, KRL tersebut hanya bisa bergerak sekitar 50 cm kemudian berhenti lagi.
Petugas dari bagian informasi stasiun UI kemudian mengumumkan agar seluruh penumpang turun dari kereta dan menunggu KRL Ekonomi berikutnya yang sudah berada di stasiun Depok. Sedangkan, KRL yang mogok tersebut akan dikembalikan ke Depo Depok.
Setelah KRL yang mogok tersebut berjalan perlahan ke stasiun Depok, kemudian tiba KRL AC Ekonomi tujuan Jakarta.
Penumpang yang memenuhi peron kemudian berebut naik ke KRL AC Ekonomi dengan harga tiket Rp5.500, meskipun petugas di bagian informasi mengumumkan agar menunggu KRL Ekonomi dengan harga tiket Rp2.000 yang sudah berada di satu stasiun belakangnya yakni Pondok Cina.
Penumpang KRL AC Ekonomi yang sudah penuh makin sejak saja dengan tambahan penumpang KRL Ekonomi yang mogok.
Pengumuman dari bagian informasi tampaknya tidak dihiraukan oleh para penumpang KRL.
"Saya sudah ditunggu keluarga di Jakarta, tapi baru sampai di UI keretanya mogok," ujar Slamet salah seorang penumpang yang tampak kesal.
Penumpang lainnya, Umi Kulsum berteriak-teriak memanggil suaminya yang berusaha berebut masuk ke KRL AC Ekonomi, agar menunggu KRL berikutnya.
Sekitar lima menit kemudian, KRL Ekonomi tiba di stasiun UI dan sebagaian kecil menumpang yang masih tersisa naik ke KRL tersebut.
Akibat KRL Ekonomi 545 yang mogok jadwal pemberangkatan KRL jadi terlambat sekitar 30 menit. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
