Jakarta (ANTARA) - Warga mempersiapkan masker dan penyanitasi tangan untuk siap menghadapi era normal baru di tengah pandemi COVID-19.

"Pasti sedia masker, pakai jaket dan bawa hand sanitizer (penyanitasi tangan) ke mana aja," kata seorang warga bernama Veronika yang ditemui wartawan ANTARA, Jakarta, Minggu.

Bagi Veronika, masker, penyanitasi tangan dan tisu menjadi kebutuhan wajib yang selalu dibawa di dalam tas jika bepergian sejak pandemi COVID-19 itu.

Veronika merupakan seorang warga yang tinggal di Jalan Salemba Tengah, Jakarta Pusat dan bekerja sebagai seorang tenaga medis di rumah sakit swasta di Jakarta.

Menurut Veronika, yang harus dilakukan juga dalam kondisi normal baru adalah menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

"Kalau kerumunan, kalau ramai 'nggak' (tidak) usah naik angkot kecuali emergency banget," tuturnya.

Dia menuturkan jika bisa luangkan waktu, maka lebih baik memilih baik angkutan umum yang tidak ramai penumpang.

Jika mal-mal mulai beroperasi, Veronika memilih untuk tidak pergi ke mal dalam dua pekan pertama karena khawatir ramai orang.

"Kalau dua minggu pertama nggak, pasti orang bosan di rumah, ingin refreshing, terus pergi jalan-jalan," tuturnya.

"Risiko tertular lebih besar kalau berkerumun," ujar Veronika.

Dia mengajak masyarakat untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta memakai masker jika keluar rumah.

Demikian pula Tina, seorang warga yang tinggal di Rawasari, melakukan persiapan dengan membeli banyak masker.

Jika biasanya sebelum pandemi COVID-19, hanya membawa satu masker, maka dia menyiapkan sampai tiga masker tambahan.

"Kalau aku, pasti siapin masker, hand sanitizer, tisu basah dan tisu kering," ujar Tina yang mengalami pemutusan hubungan kerja sebagai dampak COVID-19.

Tina mengaku belum berani untuk keluar rumah karena keadaan belum pulih dari COVID-19.

"Takut kena virus," tutur Tina.

Tina juga memilih untuk tidak pergi ke mal untuk dua pekan pertama jika mal mulai beroperasi

"Dua minggu pertama ngak mau ke mall, karena takut tertular," ujarnya.

Jika ramai penumpang, Tina mengaku tidak berani naik angkutan umum karena takut tertular virus di mana orang tidak bisa jaga jarak di dalam angkutan.

"Kalau rame ngak naik angkutan umum, paling tunggu sepi," tutur Tina.

"Kalau nggak penting banget nggak mau keluar," ujarnya.

Dia mengatakan masih ada warga yang tidak disiplin di mana mereka ridak memakai masker dan menjaga jarak.

Dia juga mengajak masyarakat untuk menaati peraturan dengan cara memakai masker, menjaga jarak, dan keluar rumah hanya untuk keperluan mendesak saja. ***3***
Baca juga: Industri pariwisata Babel menuju era "new normal"
Baca juga: Peran strategis TNI-Polri kawal era normal baru
Baca juga: Pemkot Bekasi dorong aktivitas ekonomi jelang era normal baru

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020