Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN meminta BUMN Pupuk mengkaji teknis pelaksanaan ekspor pupuk, setelah secara resmi keran ekspor dibuka pemerintah.

"Teknis pelaksanaan ekspor pupuk urea perlu dikaji agar tidak mengganggu stok pupuk dalam negeri," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil di Jakarta, Minggu.

Menurut Sofyan, pelaksanaan ekspor harus disesuaikan dengan ketentuan pemerintah bahwa stok hingga di lini 3 atau tingkat kabupaten tidak boleh kurang dari 500.000 ton.

Meski begitu Sofyan tidak merinci lebih lanjut berapa besar jumlah ekspor yang diizinkan pemerintah. Ia hanya menjelaskan, ekspor bisa dilakukan melalui PT Pusri, ataupun melalui masing-masing perusahaan yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik.

Menteri menambahkan, sangat mendukung keputusan pemerintah memberi izin ekspor tersebut, selain dapat mengatasi stok pupuk yang melimpah BUMN Pupuk juga sedang membutuhkan dana.

"Stok pupuk di gudang BUMN sudah menumpuk sekali, karena mundurnya musim tanam akibat dampak El Nino," katanya.

Menurut catatan, stok pupuk urea saat ini mencapai 1,5 juta ton.

Adapun selama ini negara tujuan utama ekspor pupuk adalah Thailand, Vietnam, India, dan negara Asia Tenggara lainnya.

"Meski ekspor sudah diperbolehkanan, namun kebutuhan pupuk dalam negeri tetap menjadi prioritas," tegas Sofyan.

Ia berpendapat, jumlah ekspor pupuk memungkinkan untuk ditambah asalkan produksi berlebih dan permintaan di dalam negeri stabil. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009