Kabul (ANTARA news/AFP) - Enam serdadu Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) termasuk tiga personil dari Prancis telah tewas dalam 24 jam terakhir di Afghanistan, NATO dan para perwira lain mengumumkan Minggu.

"Dalam beberapa insiden terpisah, tiga anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) tewas akibat kegiatan musuh di bagian selatan Afghanistan dan tiga lagi tewas dalam insiden tak terkait pertempuran di bagain timur Afhanistan dalam 24 jam terakhir," kata ISAF dalam pernyataannya.

Dalam insiden pertama pada Sabtu, seorang serdadu Amerika tewas akibat luka-lukanya ketika terjadi ledakan di bagian selatan Afghanistan, kata pasukan itu.

Serdadu kedua Amerika tewas pada Sabtu juga di selatan akibat cedera yang diderita dalam serangan pemberontak, tambah pernyataan itu.

Dan seorang prajurit Inggris tewas pada Minggu setelah ledakan di tepi jalan di selatan, kata Kementerian Pertahanan Inggris di London.

Bagian selatan Afghanistan merupakan kawasan paling ganas dan pasukan asing telah menderita kerugian besar baru-baru ini di provinsi Helmand dan Kandahar, benteng kelompok Taliban.

Tiga serdadu Prancis tewas akibat badai dalam operasi dengan sasaran regu bom Taliban di bagian timur Afghanistan, kata militer Prancis Minggu.

Satu prajurit tewas tersambar petir dan dua lain tenggelam, kata juru bicara Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Prancis, Laksamana Christophe Prazuck.

Mereka merupakan bagian dari operasi berkekuatan 250 serdadu yang memburu pejuang Taliban yang bertanggung jawab atas pemasangan bom-bom di tepi jalan di Lembah Afghanya, sebelah timur Kabul, katanya.

Prancis, yang mengerahkan 2.900 serdadu dalam koalisi pimpinan NATO, sekarang kehilangan 34 serdadu di Afghanistan. Para serdadu Prancis bertugas memerangi gerilyawan Taliban dan melatih pasukan keamanan nasional Afghanistan.

Tahun ini menjadi yang sangat mematikan bagi pasukan asing di Afghanistan sejak pasukan Amerika Serikat menggulingkan Taliban dari Kabul menyusul serangan 11 September 2001 di AS.

Sebanyak 376 serdadu asing termasuk 220 dari Amerika, telah tewas sejauh ini. Tahun 2008, 294 perajurit tewas, demikian penghitungan AFP berdasarkan laman independen www.icasualties.org. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009