untuk bersama-sama melindungi warga yang positif
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya membuka data alamat pasien yang terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19 dalam bentuk peta dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memerangi COVID-19.

Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota Surabaya M. Fikser, di Surabaya, Rabu, memastikan bahwa pembuatan peta alamat pasien COVID-19 itu sudah mempertimbangkan psikologis warga.

"Beda dengan dulu di awal-awal ada kasus. Kalau dulu kita buka petanya seperti ini bisa panik warga dan tentu psikologisnya akan terganggu, sehingga bisa menurunkan imun juga," kata Fikser.

Menurut dia, data dalam peta itu hanya menunjukkan alamat jalan atau gang pasien positif COVID-19. Namun, lanjut dia, untuk nama dan alamat detail rumah pasien itu tidak dijabarkan dalam peta tersebut.

"Data alamat detilnya itu kami sudah berikan kepada Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo, pihak kelurahan dan pihak puskesmas. Tujuannya tentu untuk bersama-sama melindungi warga yang positif itu, bukan lagi mengucilkan mereka," kata dia.

Baca juga: Risma paparkan cara memutus penyebaran COVID-19 ke Menko PMK
Baca juga: Panitera Pengganti positif, 310 pegawai PN Surabaya di "rapid test"


Ia juga memastikan bahwa dalam peta sebaran COVID-19 di Kota Surabaya itu muncul empat kode warga yakni warna merah menunjukkan ada pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, warna hijau muda menunjukkan tidak ada pasien terkonfirmasi pasien positif COVID-19, warna hijau tua menunjukkan bahwa pernah ada pasien konfirmasi COVID-19 namun sudah sembuh atau meninggal.

"Sedangkan warna biru menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid test dan swab massal," katanya.

Dengan adanya peta sebaran ini, kata dia, maka diharapkan warga lebih meningkatkan partisipasinya dalam melindungi warga lainnya. Bahkan, diharapkan pula bisa lebih meningkatkan kehati-hatiannya dalam menjalankan aktivitasnya.

Sebab, menurut Fikser, persoalan pandemi COVID-19 ini bukan hanya persoalan pemerintah yang harus menyelesaikannya, tapi juga butuh partisipasi dan kerjasama yang baik dari warga Kota Surabaya.

"Pemkot tidak bisa sendiri mengatasi ini, tapi kita harus bergandeng tangan memerangi pandemi ini," katanya.

Baca juga: Anggaran penanganan COVID-19 di Surabaya baru terserap 23 persen
Baca juga: Penggunaan 60 persen masker jamin rasio penularan di angka 1


Fikser juga menjelaskan bahwa dengan dibukanya data sebaran pasien positif ini, maka para pelaku ojek daring juga bisa meningkatkan kehati-hatiannya. Bahkan, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak ojek daring untuk ikut memperhatikan peta sebaran ini.

"Para pengemudi ojek daring ini bisa lebih hati-hati ketika harus mengantarkan orang atau barang ke gang-gang yang ada tanda merahnya itu," katanya.

Kepala Dinas Komunikasi Informasi (Diskominfo) Surabaya ini juga memastikan bahwa data yang terdapat di peta sebaran itu akan terus diperbaharui secara berkala. Sebab, kata dia, hingga saat ini terus dilakukan rapid test dan swab massal dan banyak pula yang sudah sembuh.

"Jadi, pasti datanya terus diperbaharui, apalagi tren kesembuhan terus meningkat setiap harinya," ujarnya.

Baca juga: Menengok perjuangan petugas pemakaman COVID-19 di Surabaya
Baca juga: Warga Surabaya sembuh dari COVID-19 disambut musik terbangan

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020