Singapura, (ANTARA News) - Minyak mengalami "rebound" di perdagangan Asia, setelah menurun semalam akibat melemahnya kepercayaan konsumen Amerika Serikat, para analis mengatakan , Rabu.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah light sweet pengiriman November naik 26 sen menjadi 66,97 dolar per barel. Sementara minyak mentah Laut Utara Brent juga pengiriman November menguat 29 sen ke posisi 65,78 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Harga minyak mentah mengalami penurunan pada Selasa setelah munculnya indeks kepercayaan konsumen AS yang turun menjadi 53,1 pada September dari 54,5 pada Agustus, membayang-bayangi beberapa data positif masalah perumahan, kata analis.

Angka lebih lemah dari pada yang diprediksikan 57 di Wall Street dan menunjukkan bahwa para konsumen mungkin khawatir terhadap masalah pembiayaan konsumen, yang merupakan suatu kunci untuk pemulihan ekonomi.

Sementara itu para investor menunggu lagi data kunci lainnya yang dikeluarkan pekan ini untuk langkah pemulihan yang lebih cepat di Amerika Serikat, pengguna energi terbesar dunia.

Departemen Energi AS (DoE) Rabu malam akan menerbitkan laporan inventaris minyak mingguannya dan poling analis oleh Dow Jones Newswire yang memperkirakan cadangan minyak akan meningkat dengan 300.000 barel pada pekan ini.

Cadangan bensin akan meningkat 800.000 barel sementara cadangan minyak sulingan, yang termasuk juga minyak pemanas dan solar, nampaknya akan naik 1,1 juta barel, menurut poling analis.

Pekan lalu, harga minyak turun delapan dolar di tengah kekhawatiran seputar naiknya pasokan dan terus melemahnya permintaan energi di AS.

Permintaan melemah setelah ekonomi global menggelincirkan akhir tahun lalu ke dalam resesi terburuknya sejak 1930-an.

Hal ini telah mengakibatkan harga minyak merosot dari tingkat tinggi historis yang mencapai di atas 147 dolar per barel pada Juli 2008 ke kisaran 32 dolar per barel pada Desember lalu.

Harga sejak itu telah mulai ada pemulihan tetapi para investor tetap mengkhawatirkan seputar pencepatan pemulihan ekonomi global.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009