Medan (ANTARA News) - Warga Kota Padang mulai merasa aman atau tenang setelah Satkorlak setempat menginformasikan secara luas kepada masyarakat bahwa tsunami tidak terjadi menyusul gempa berkekuatan 7,6 SR pukul 17:16 WIB, Rabu.

Warga sempat berhamburan keluar rumah, kantor dan gedung lainnya dan lari ke arah kawasan pabrik semen Padang, Indarung yang berada pada dataran tinggi sehingga membuat jalanan macet, namun banyak yang kembali ke rumah mereka setelah mendengar pengumuman tersebut.

Wartawan Senior di Padang, Hasril Chaniago yang dihubungi dari Medan mengatakan, dampak akibat gempa itu belum diketahui secara menyeluruh, termasuk korban jiwa dan kerugian lainnya, meski banyak bangunan yang ambruk di beberapa lokasi.

Sejumlah bangunan pemerintahan seperti, kantor Dinas Pendapatan Daerah, Pekerjaan Umum di kawasan Jalan Khatib Sulaiman tampak ambruk, kaca-kaca dan dinding kantor Pusat Telkom di Jalan KH.A.Dahlan juga hancur bahkan hubungan telepon dari dan ke ibukota Sumbar itu sempat terputus.

"Sinyal telepon seluler saja baru muncul dan anda orang pertama yang menelpon saya karena pemancar sempat tidak berfungsi akibat goncangan gempa dan terputusnya aliran listerik, sedangkan kondisi fasilitas telekomunikasi lain belum tahu keadaannya karena masyarakat tampak masih panik mencari tahu keberadaan keluarga mereka," ujarnya.

Sejumlah gedung di kawasan Air Tawar juga mengalami kerusakan berat, seperti bangunan mini market, Suka Fajar, Capella, sementara gedung Perwakilan BPKP Sumbar juga rusak, tetapi Rumah Bagonjong, sebutan untuk Kantor Gubernur Sumbar, tampaknya terhindar dari kehancuran.

Bangunan kantor atau rumah-rumah warga kota yang tidak bertingkat tampaknya masih banyak yang aman, tetapi di kawasan sekitar atau pinggiran kota belum terpantau karena suasana maupun informasinya masih simpang siur.

Salah seorang warga asal Minang di Medan mengatakan, dampak gempa di kampungnya, di Sumani, Solok tidak membuat warga panik, tetapi di lokasi lain belum tahu, dan banyak juga warga yang sedang dalam perjalanan pulang dari sawah dan ladang yang tidak tahu terjadinya gempa.

Sebuah keterangan menyatakan, rasa cemas yang besar warga Padang muncul bila terjadi gempa adalah jika disusul tsunami karena itu warga agak lega setelah petugas dengan cepat atau sekitar 30 menit setelah goncangan gempa langsung diberitahu tidak bakal ada tsunami.

Sebagian besar wilayah Kota Padang berada di bibir pantai dengan ketinggian hanya beberapa meter dari permukaan laut, dan gempa dalam beberapa tahun terakhir sudah berulangkali mengguncang kota tersebut hingga membuat warga lebih waspada, kata seorang warga Medan yang baru mengunjungi kota itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009