Jakarta (ANTARA News) - Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) membutuhkan tambahan alat berat untuk mengevakuasi warga yang diperkirakan masih banyak terjebak di reruntuhan gedung dan pertokoan akibat gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang terjadi Rabu sore.

Wali Kota Padang, Fauzi Bahar sebelumnya telah menginstruksikan jajarannya untuk menggunakan alat berat guna menyelamatkan warga yang masih terjebak dalam reruntuhan gedung dan pertokoan.

Sekitar 80 alat berat telah digunakan untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak di reruntuhan gedung maupun pertokoan di Kota Padang. Dan jumlah tersebut, menurut wali kota, masih sangat kurang mengingat jumlah gedung yang runtuh mencapai ratusan.

Wartawan ANTARA yang melaporkan dari Kota Padang menyebutkan sejumlah alat berat digunakan untuk mengevakuasi warga yang terjebak reruntuhan ruko di jalan Pondok. Ditemukan sembilan warga meninggal akibat tertimpa ruko tiga tingkat di jalan tersebut.

Sejumlah kantor pemerintahan seperti Bapeda Provinsi Sumbar, Kantor Dinas Sosial Provinsi Tingkat I, Gedung Balail Kota, Bank BNI, mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa.

Hingga berita ini diturunkan Satkorlak Sumbar bersama warga masyarakat masih berusaha melakukan evakuasi dengan menggunakan alat berat maupun secara manual menggunakan cangkul dan tangan untuk mencari korban yang tertimpa reruntuhan gedung.

Terdapat 11 kecamatan di Kota Padang yang semuanya membutuhkan bantuan alat berat guna menyelamatkan korban yang masih terjepit atau yang berada di reruntuhan rumah dan ruko. Dikhawatirkan jumlah korban akan bertambah akibat keterbatasan alat berat.

Satu orang warga yang sedang memancing di daerah Bungus tertimpa longsor dan hingga berita diturunkan belum dapat dievakuasi karena keterbatasan alat berat.

Sementara itu, akses jalan darat menuju Kota Padang melalui Bukit Tinggi terputus akibat longsor yang terjadi di wilayah Padang Panjang. Satu-satunya cara berputar melalui Solok.

Akses jalan darat di beberapa titik yang menghubungkan Sumbar dengan Bengkulu juga dikabarkan terputus.

Akses bantuan dari luar provinsi sementara hanya dapat disalurkan melalui laut dan darat, menyusul perintah Gubernur Sumbar untuk menutup sementara Bandar Udara Internasional Minangkabau karena mengalami kerusakan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009