Jakarta (ANTARA News) - Provinsi Sumatera Barat membutuhkan lebih banyak bantuan obat-obatan mengingat bertambahnya korban gempa 7,6 skala richter yang mengguncang wilayah itu pada Rabu sore (30/9).

Kepala Rumah Sakit M Jamil, Zukyat Iskandar, mengatakan di Padang, Kamis, rumah sakitnya sangat membutuhkan tambahan obat-obatan seperti cairan infus, pembalut untuk korban patah tulang, dan perban.

Selain itu kebutuhan darah, ujar dia, cukup mendesak mengingat stok darah di rumah sakit tersebut semakin menipis, sedangkan warga Kota Padang yang mengalami luka-luka dan dievakuasi ke rumah sakit tersebut semakin banyak berdatangan.

"Kita juga membutuhkan tempat tidur dan tenda untuk pasien," ujar dia.

Saat ini sekitar 200 relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) telah datang membantu di rumah sakit tersebut.

Berdasarkan pantauan wartawan ANTARA di Rumah Sakit M Jamil, beberapa bagian dari rumah sakit itu dalam kondisi rusak parah, seperti bagian Poliklinik yang rata dengan tanah. Sementara beberapa peralatan operasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) mengalami kerusakan karena tertimpa plafon.

Rumah sakit sendiri, menurut Zukyat, saat ini sangat membutuhkan tambahan genset dan solar untuk terus dapat beroperasi, mengingat aliran listrik di Kota Padang masih padam.

Korban gempa lain yang mengalami luka-luka juga dilarikan ke Rumah Sakit Tentara di Ganting. Rumah sakit ini membuka posko untuk membantu evakuasi warga yang menjadi korban gempa.

Hingga laporan ini diturunkan masih belum dapat diketahui wilayah yang paling parah terkena gempa. Kondisi hujan, gelap, dan minimnya peralatan semakin mempersulit tim evakuasi dari Satkorlak, TNI, Polri, maupun masyarakat sulit menemukan warga yang masih terjebak di reruntuhan gedung, rumah, dan pertokoan.

Berdasarkan pantauan wartawan ANTARA di 11 kecamatan di Kota Padang, kerusakan terpantau merata, sehingga sulit memperkirakan wilayah yang mengalami kerusakan paling parah.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009