Washington (ANTARA News) - Promosi industri kreatif Indonesia yang diberi nama "Indonesian Festival" atau Festival Indonesia, Kamis, dibuka Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) Hesty Indah Kresnarini dalam acara yang diselenggarakan di KBRI di Washington DC, yang akan berlangsung hingga 3 Oktober 2009.

Kegiatan yang merupakan kerja sama antara BPEN, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan KBRI Washington DC itu dihadiri oleh masyarakat Indonesia, kalangan diplomat dan masyarakat AS.

Dalam daftar undangan antara lain terlihat nama Executive Director of Asia Society, Washington DC, Jack Garrity; Chief of Operations, Europe, Mediterranian and Asia Region, Peace Corp, David Burgess; Director for Asia Pacific Institute, American Jewish Committee, Jim Busis dan Director of International Affairs of Jesus Christ of Latter-day Saints, Ann Santini.

Dalam festival tersebut, ditampilkan subsektor ekonomi kreatif yang berkembang di Indonesia seperti batik, perhiasan, fotografi, pertunjukan seni dan masakan Indonesia. juga diputar sejumlah film terbaik Indonesia seperti Laskar Pelangi, Naga Bonar Jadi 2, Garuda di Dadaku, Denias, dan Pintu Terlarang.

Selain pemutaran film, juga diadakan lokakarya dan seminar di Washington DC dan Los Angeles.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan, Duta Besar RI di AS, Sudjadnan Parnohadiningrat mengatakan, festival itu dirancang untuk memberikan citra positif Indonesia melalui sektor-sektor di industri kreatifnya.

Pada 22 Desember 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Tahun Industri Kreatif 2009.

Dikatakannya, pada 2002-2008, 14 sektor industri kreatif memberikan kontribusi 7,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau sekitar Rp236 triliun dengan fesyen dan kerajinan menjadi sektor yang paling dominan.

Dalam fesyen, batik merupakan produk yang kuat dimana perancang muda menampilkan produk baru dengan menggunakan pakaian tradisonal dari Indonesia itu.

Industri kreatif, kata Dubes Sudjadnan , menyediakan kesempatan kerja kepada sekitar 7,4 juta orang. Sejak 2001, sebanyak 50 persen dari total belanja konsumen di negara-negara G7 dibelanjakan untuk produk industri kreatif.

Dalam kesempatan itu Dubes mengatakan, berkaitan dengan ditetapkannya batik Indonesia sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, ia mengajak seluruh warga Indonesia di AS untuk merayakan hari tersebut dengan menggunakan batik.

Promosi industri kreatif itu diselenggarakan sebagai salah satu tindak lanjut kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Pertemuan Pemimpin Negara-negara G-20 di Pittsburgh, AS, pada akhir pekan lalu.

Sebelum Festival Indonesia, juga digelar "Indonesia Forum" yang berlangsung di Johns Hopkins University, School of Advance International Studies (SAIS), Washington DC.

Ketika memberikan pidato kuncinya dalam "Indonesia Forum" itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengharapkan munculnya persepsi baru tentang Indonesia di AS , sehingga pekembangan hubungan Indonesia dan AS di segala bidang dapat makin meningkat.

"Tujuan forum itu hari ini adalah untuk menginformasikan dan membagi kepada anda apa yang sedang terjadi di Indonesia sehingga kita dapat menyelesaikan kesalahan persepsi tentang Indonesia dan yang sangat penting memunculkan persepsi baru tentang Indonesia serta hubungan AS-Indonesia," kata Mendag, Rabu (30/9).

Dalam forum dengan tema "Indonesia Update: What The Next Agenda" itu tampil sebagai pembicara Staf Ahli Menteri Keuangan Chatib Basri, Direktur Utama (Dirut) Pertamina Karen Agustiawan, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dan James Castle dari Castle Asia dengan moderator Prof Karl Jackson dari JHU.

Mendag Mari Pengestu menjelaskan bahwa saat ini tumbuh kesadaran tentang Indonesia di AS. Namun masih ada salah persepsi di kedua pihak dengan mungkin dari pihak AS lebih tinggi. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009