Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak turun di Asia Senin, karena kekhawatiran tentang keadaan melemahnya ekonomi AS, pengguna energi terbesar di dunia, mendorong pedagang melakukan aksi jual, kata para analis.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, berkurang enam sen menjadi 69,89 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP. 

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November menurun delapan sen menjadi 67,99 dolar AS per barel.

Data yang dikeluarkan Jumat menunjukkan perekonomian AS sulit untuk pulih dari resesi karena kehilangan pekerjaan melaju cepat hingga 263.000, mengirimkan tingkat pengangguran ke tertinggi 26 tahun pada 9,8 persen pada bulan September.

Penurunan jumlah daftar gaji (payroll) jauh lebih buruk daripada perkiraab kehilangan 175.000 pekerjaan, sementara kehilangan pekerjaan Agustus direvisi naik 201.000.

"Ada kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang laju pemulihan ekonomi, setelah data pekerjaan AS mengecewakan," kata Victor Shum, seorang analis konsultan energi Purvin and Gertz berbasis di Singapura.

"Di atas para pedagang `pikiran sekarang adalah langkah pemulihan ekonomi dan situasi ekonomi AS masih tampak gemetar," katanya.

Payrolls telah jatuh selama 21 bulan berturut-turut dan sejak awal resesi, jumlah pengangguran telah meningkat 7,6 juta menjadi 15,1 juta, sementara tingkat pengangguran meningkat dua kali lipat menjadi 9,8 persen, angka-angka departemen tenaga kerja menunjukkan.

Barclays Capital mengatakan dalam sebuah laporan Jumat, bahwa setelah ujian singkat dari penurunan, harga minyak kembali di tengah-tengah kisaran perdagangan mereka baru-baru ini pada 65-75 dolar AS.

Laporan itu mengatakan mereka memperkirakan harga minyak untuk bergerak secara bertahap sampai 70-80 dolar AS pada bulan-bulan berikutnya atau lebih, sebuah kisaran kartel minyak OPEC yang telah mengisyaratkan kenyamanan dengan posisi tersebut.

Permintaan minyak jatuh setelah perekonomian global akhir tahun lalu terperosok ke dalam resesi terburuk sejak 1930-an.

Hal ini mengirimkan harga minyak berjatuhan dari tertinggi dalam sejarah lebih dari 147 dolar AS pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada bulan Desember. Harga telah pulih tapi investor tetap prihatin atas kecepatan dari kenaikannya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009