Parepare, Sulsel (ANTARA News) - Empat korban tewas tenggelamnya KM Teratai Prima yang ditemukan Kamis (15/1) di Perairan Majene, Sulawesi Barat oleh KRI Untung Suropati, begitu tiba di Pelabuhan, langsung dibawa ke rumah sakit dan diotopsi.

Tidak satupun keluarga korban, fotografer dan kameraman televisi dapat melihat utuh korban tersebut, sebab saat diturunkan dari KRI Untung Suropati sudah di dalam kantong jenasah, demikian pemantauan di Pelabuhan Parepare, Kamis malam.

Empat jenasah itu terdiri dari satu laki-laki dan tiga perempuan, salah satu korban perempuan dalam keadaan rusak.

Prosedur standar, setelah diotopsi, maka hasil identifikasi akan dipajang di Posko beserta foto korban agar masyarakat dapat melihat ciri-ciri korban, apakah keluarganya atau bukan.

Dua jenasah yang ditemukan Senin (12/1) sudah diidentifikasi dan hasilnya dipajang di posko, namun hingga saat ini belum ada yang mengklaim itu adalah keluarganya, sehingga jenasah masih disimpan dalam peti.

Penemuan empat jenasah di perairan Majene tersebut cepat menyebar di posko sebab komunikasi radio antara posko dan KRI terus dilakukan.

KRI Untung Suropati, selain membawa 15 orang perwakilan keluarga korban yang ingin menyaksikan proses pencarian korban kapal tenggelam, juga membawa kameraman televisi yang ingin ikut melihat kerja SAR.

Beberapa kameran televisi dan fotografer yang siaga di posko Pelabuhan Parepare berinisiatif menjemput korban dengan menumpang KP Samalona, namun karena ombak besar, kapal yang ditumpangi wartawan tidak bisa merapat di Pelabuhan Parepare sehingga harus berlabuh di kabupaten terdekat, di Kabupaten Barru.

Keadaan itu membalikkan keadaan yang seharusnya kameraman dan fotografer lebih dahulu merekam peristiwa temuan korban, malah sebaliknya terlambat mengambil gambar, karena kapal yang ditumpangi berlabuh ditempat terpisah.

Tim SAR prinsipnya membolehkan wartawan, kameraman dan fotografer yang ingin ikut dengan KRI untuk melakukan pencarian korban, namun kesempatan itu tidak digunakan maksimal, sebab kelompok wartawan lebih senang siaga di Pelabuhan Parepare untuk memantau semua hasil pencarian dari hampir 10 kapal yang melakukan pencarian dan penyelamatan.

Menjawab wartawan tentang akhir dari pencarian korban, As Intel Lantamal VI Makassar, Kol Laut (P) Jaka Santosa mengatakan, pencarian akan dihentikan bila tidak ada lagi informasi tentang korban kapal tenggelam.

Namun, hingga sekarang ini, belum ada jadwal menghentikan pencarian, mengingat masih ratusan korban lainnya belum ditemukan.

Besok (16/1), kata Jaka Santosa, KRI Pulau Rupat dari Surabaya akan bergabung memperkuat armada pencarian korban.

Hari ini (15/1) Tim SAR Gabungan melakukan pencarian dan penyelamatan secara tim penuh yakni Angkatan Laut mengerahkan KRI Untung Seropati, KRI Kakap, KRI Slamet Riadi, KRI Hasan Basri, KP Samalona dan helikopter BO 105 serta pesawat Cassa P.851.

Basarnas mengerahkan kapal SAR RB.001, Kapal Polairut 2125, KP Tekukur, KN Anugara, KN Mangtara dan Angkatan Udara mengerahkan Helikopter serta Boeing 7301.

KM Teratai Prima tenggelam di perairan laut Baturoro, Kabupaten Majene, Sulbar, Minggu dini hari (11/1) saat melakukan pelayaran Parepare, Sulsel tujuan Samarinda, Kaltim.

Kapal tersebut memuat 250 penumpang sesuai daftar manifes dengan 17 ABK, namun diperkirakan jumlah tersebut masih bertambah puluhan orang sesuai daftar pengaduan keluarga korban yang menyatakan keluarganya ikut dalam pelayaran kapal naas tersebut.

Hingga saat ini, korban yang ditemukan sebanyak 41 orang, terdiri dari 35 orang korban selamat dan enam orang korban tewas. Sedangkan ratusan penumpang lainnya belum ditemukan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009