Sydney (ANTARA News) - Sedikitnya 11 orang duta besar negara sahabat RI di Australia mengisi buku belasungkawa bagi para korban gempa Sumatera Barat (Sumbar) yang disediakan KBRI Canberra kepada publik mulai Kamis.

Minister Counselor Fungsi Pensosbud KBRI Canberra Raudin Anwar mengatakan, ke-11 Dubes asing itu adalah Dubes Brunei Darussalam, Chekoslovakia, Bosnia, Thailand, Mauritius, Portugal, Chili, Sri Lanka, Singapura, dan Swedia.

Selain para Dubes, buku belasungkawa bagi para korban gempa Sumbar itu juga diisi warga masyarakat biasa, katanya.

Pada 5 Oktober lalu, komunitas Indonesia di Canberra juga menggelar acara doa bersama lintas agama bagi para korban bencana 30 September ini.

Doa bersama yang digelar di Balai Kartini KBRI Canberra itu dihadiri Duta Besar RI Primo Alui Joelianto dan sekitar 200 orang warga Indonesia dan Australia, termasuk Prof James Haire, tokoh Kristen yang juga pakar Teologi Universitas Charles Sturt, serta Tony Eastway, tokoh Perhimpunan Australia-Indonesia.

Menurut Raudin, doa bagi para korban gempa Sumbar itu disampaikan secara bergantian oleh Zahrul Muttaqin mewakili Islam, Pendeta Desy Lewan STH mewakili Kristen, I Putu Sudiaya (Hindu), dan Bruder Budi Hermawan (Katolik).

"Acara ini sebagai ungkapan simpati warga kita dan Australia di Canberra bagi para korban. Kalangan mahasiswa kita yang berhimpun di PPIA Australian Capital Territory juga secara spontan mengumpulkan dana. PPIA Universitas Nasional Australia (ANU) juga menggelar aksi pengumpulan dana," katanya.

Penggalangan dana yang dimulai PPIA ANU sejak 1 Oktober lalu berhasil mengumpulkan 830 dolar Australia namun jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah karena kegiatan pengumpulan dana bagi para korban gempa Sumbar masih berlanjut, kata Raudin.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban meninggal akibat gempa bumi 30 September itu sudah mencapai sedikitnya 603 orang dan sebanyak 343 orang lainnya belum ditemukan.

Sejumlah negara sahabat juga terlibat dalam misi pencarian, penyelamatan, dan pelayanan kesehatan para korban, serta menyalurkan bantuan darurat kemanusiaan. Di antara negara-negara itu adalah Australia, Inggris, Singapura, dan Jepang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009