Jakarta (ANTARA News) - PBB meluncurkan Rencana Tanggap Kemanusiaan sebesar 38 juta dolar AS untuk membantu warga masyarakat yang menjadi korban dan terkena dampak dari gempa Sumatra Barat (Sumbar).

Koordinator Kemanusiaan PBB di Indonesia, El Mostafa Benlamih, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat malam, mengatakan, badan-badan PBB dan LSM internasional tetap memegang komitmen untuk melakukan usaha-usaha kemanusiaan bagi mereka yang rentan terkena dampak bencana.

Berbagai usaha kemanusiaan tersebut, lanjutnya, antara lain akan memberikan sebentuk harapan untuk masa depan bagi korban gempa.

Berdasarkan konsultasi dengan pemerintah Indonesia, komunitas kemanusiaan internasional tersebut meluncurkan Rencana Tanggap Kemanusiaan sebesar 38 juta dolar AS secara terkoordinir dan di bawah kepemimpinan pemerintah.

Rencana Tanggap Kemanusiaan antara lain akan mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang akan dipenuhi dalam waktu 90 hari, peranan dan tanggung jawab, serta rencana respon sektor tertentu dan aktivitas yang memerlukan dukungan dana.

Rencana Tanggap Kemanusiaan ini menargetkan daerah-daerah yang terkena dampak paling parah di Kota Padang, Kota Pariaman, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.

Sebanyak 11 badan PBB, International Organization for Migration (IOM) dan 18 Lembaga Swadaya Masyarakat internasional telah mengajukan permohonan dana untuk 74 kegiatan kemanusiaan.

Berdasarkan kajian awal, prioritas kebutuhan adalah penyediaan tempat tinggal yang memadai, perbaikan sarana air bersih dan sanitasi, serta bantuan bagi para petani untuk menghadapi musim tanam.

Selain itu, prioritas lainnya adalah perbaikan sarana pelayanan pemerintah daerah, dibukanya kembali sekolah-sekolah, penyediaan bantuan nutrisi bagi balita dan ibu menyusui, dan perbaikan akses pelayanan medis, serta pencegahan penyebaran penyakit.

Tidak kalah pentingnya adalah penyediaan bantuan psikososial untuk mengatasi trauma dan memastikan anak-anak tetap bersama keluarga mereka.

Berbagai aktivitas tersebut akan memerlukan dukungan logistik dan komunikasi yang kuat agar dapat diimplementasikan secara efektif.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009