Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kepala polisi Malaysia Musa Hassan berpendapat pemerintah Indonesia sebaiknya menindak tegas terhadap organisasi Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) yang dia nilai melakukan berbagai provokasi termasuk ingin menyerang Malaysia.

Musa mengatakan kepada media massa Malaysia, Sabtu, pemerintah Indonesia sebaiknya tidak perlu menunggu keadaan lebih tegang sebelum mengambil tindakan terhadap Bendera yang ingin menyerang negara lain.

"Jangan menunggu keadaan semakin tegang baru ambil tindakan," kata Musa Hassan yang diwawancarai di markas besar kepolisian Malaysia "Bukit Aman", Kuala Lumpur.

Ia menanggapi, berita media massa Indonesia yang melaporkan Bendera akan mengantar anggotanya untuk perang terhadap Malaysia dengan menggunakan pedang samurai dan bambu runcing terkait dengan isu tarian Pendet Bali yang katanya dicuri oleh Malaysia.

Pemerintah Malaysia tampaknya serius dengan ancaman Bendera. Oleh sebab itu, semua aparat keamanan termasuk polisi akan terus memantau keadaan, termasuk mengawasi semua pintu masuk Malaysia, kawasan perbatasan darat dan laut.

Sementara itu, minister counsellor Pensosbud (penerangan, sosial dan budaya) Widyarka Ryananta Kedubes RI di Kuala Lumpur, mengatakan belakangan ini malah media massa di Malaysia yang gencar memberitakan provokasi Bendera. "Di Indonesia sendiri sudah tidak ada media yang memberitakan provokasi dan aktivitas Bendera, kecuali suatu koran bahasa inggris," katanya

Tolak Mahasiswa
Selain provokasi Bendera, media massa Malaysia hari ini juga memberitakan beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang menolak mahasiswa Malaysia dikaitkan dengan berbagai isu yang diberitakan pers Indonesia. Mereka tidak merinci nama perguruan tinggi yang menolak mahasiswa Malaysia.

Meski begitu, Wakil rektor Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM), Prof Dr Mohd Noh Dalimin, mengatakan,perguruan tinggi di Indonesia Universitas Andalas di Sumatera, tidak terpengaruh dengan sentimen anti-Malaysia yang dilakukan segelintir rakyat Indonesia. "Sikap terbuka Universitas Andalas ini merupakan tindakan terpuji," katanya.

Prof Mohd Noh mengatakan tindakan beberapa universitas di Indonesia yang menghentikan rekrutmen mahasiswa Malaysia dapat dibaca melalui berbagai pemberitaan di Internet. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009