Tangerang (ANTARA News) - Sejumlah warga di lokasi penyergapan teroris di Jalan Semanggi II RT02/03, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, mengaku melihat beberapa anggota polisi berseragam tidak resmi mengintai kontrakan secara intensif sejak dua hari sebelum penggerebekan, Rabu (7/10).

"Saya lihat ada orang yang tidak dikenal sering nongkrong di warung depan kontrakan yang disergap, awalnya saya pikir intel polisi," ujar seorang warga Akbar yang rumahnya dekat dengan lokasi penyergapan di Tangerang Selatan, Sabtu.

Akbar mengatakan beberapa orang itu berbadan tegap dan postur tubuhnya tinggi dan besar, mereka pesan kopi dan terlibat perbincangan dengan warga sekitar.

Akbar menuturkan awalnya warga menduga anggota polisi tersebut mengincar pelaku pencurian kendaraan bermotor atau kasus narkoba, namun ternyata mereka menyergap teroris.

Sementara itu, warga lainnya, Rahmawati mengungkapkan keberadaan orang tidak dikenal itu berlangsung sejak satu pekan sebelum penyergapan, dengan berbagai alasan seperti mau mengukur tanah dan mencari kontrakan.

"Saya bilang kalau di daerah sini sudah penuh semua kontrakannya," ungkap Rahmawati seraya menambahkan jumlah orang tersebut sekitar dua hingga tiga orang.

Namun setelah beberapa lama terlibat perbincangan, ternyata Rahmawati mendapat informasi orang tidak dikenal itu adalah polisi yang mau menggerebek pelaku yang terlibat sebuah kasus.

Rahmawati menjelaskan dua hari sebelum hingga terjadi penyergapan, jumlah anggota polisi berpakaian preman tersebut semakin banyak.

Sebelumnya, Tim Densus Antiteror menyergap sebuah kontrakan dan menembak mati dua orang yang diduga kuat pelaku teror, bernama Syaifudin Zuhri bin Djaelani alias Udin alias Soleh dan Mohamad Syahrir alias Aing.

Penyergapan dua orang yang diduga teroris tersebut, Jumat (9/10) pada pukul 11.15 WIB di sebuah kontrakan kamar 15, di Jalan Semanggi II RT02/03, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Namun demikian, Mabes Polri belum bisa memastikan identitas dua orang yang ditembak tersebut, karena harus menunggu hasil pemeriksaan identifikasi oleh tim forensik di Rumah Sakit Polri, hingga Senin (12/10) mendatang. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009