Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Perusahaan dari negeri jiran Malaysia, Sirim Berhad menjajaki kemungkinan pengembangan rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Penjajakan tersebut dilakukan dengan melihat langsung potensi rumput laut yang ada di daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini, Minggu.

Untuk itu, Kerajaan Malaysia mengutus Senior General Manager Marketing & Business Development Sirim Berhad, Dr Hj Abd Rahim Saad, Vice President Marketing and Business Development Division Asmadi Md.Said yang tiba di Bantaeng bersama Ab Azid Hj Che Ibrahim dari Pusat Pembangunan Usahawan Siswazah Malaysia.

Selain itu, Chief Operating Officer Algaetech Group of Companies Ed Salman Dato Kasim serta Deputy Vice Chancellor Student Affair & Alumni Prof Datuk Dr Azarae Hj Idris menemui Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan Bupati Bantaeng.

Rombongan dari Malaysia tersebut juga disertai Plant Biotechnology-Plant Protection Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Ir H Baharuddin. Para pengusaha Malaysia itu menyatakan minatnya di bidang rumput laut.

Tamu dari negeri tetangga itu juga menanyakan kopi, mahoni dan sejumlah potensi perkebunan lainnya yang memungkinkan untuk dikembangkan.

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik kedatangan delegasi Malaysia yang meminati bidang rumput laut. Menurutnya, potensi rumput laut di Kabupaten Bantaeng tersebar sepanjang 21 kilometer.

Potensi tersebut segera dibenahi dengan sistem sonasi untuk mencegah kesemrawutan di sepanjang pantai. Selain itu, budidayanya juga akan ditingkatkan agar produksinya bisa lebih baik.

Bupati mengakui, peningkatan kualitas tersebut terkendala masalah bibit, karena itu Pemda Kabupaten Bantaeng membuat green desain pada delapan lokasi yang dibuat penangkaran agar Bantaeng dapat memproduksi bibit sendiri.

Penataan dengan sistem sonasi, menurut Bupati dilakukan melalui rekayasa teknologi yang akan dimulai 2010. Ia berharap, pengusaha Malaysia itu menanam modal di daerah ini agar daerah ini tak hanya jadi pengekspor, tapi juga dapat membangun industrinya.

Selain rumput laut, Bantaeng juga memiliki dataran rendah yang dimanfaatkan untuk penangkaran bibit padi. Ini dilakukan untuk menjadikan kabupaten berjuluk Butta Toa ini menjadi Kabupaten benih berbasis teknologi.

Ke depan, beras Jepang juga akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Negara Matahari Terbit itu. Sedang pada dataran tinggi, kini dikembangkan strawberry dan apel, selain kentang, sawi, col dan sayuran lainnya yang sudah lama dikenal masyarakat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009