Jakarta (ANTARA News) - Puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXIX akan dilaksanakan di Komplek Candi Prambanan, Yogyakarta pada tanggal 12 Oktober 2009.

Dalam acara ini akan diselenggarakan pameran pada tanggal 12-15 Oktober 2009. Produk-produk yang akan dipamerkan antara lain program-program pengelolaan serta perkembangan dunia pertanian, perikanan dan kelautan, dan kehutanan ; peran perusahaan dalam penanganan pangan; brand image produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan; komoditas pertanian unggulan; makanan dan minuman olahan berbasis pangan local; teknologi peralatan; agro products, dan food&beverages.

Peringatan Hari Pangan Sedunia XXIX ini bertujuan menumbuhkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat terhadap potensi sumber daya alam serta tantangannya untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dan dunia usaha dalam menyikapi masalah ketahanan pangan baik tingkat nasional, global maupun regional serta memperkokoh solidaritas antar bangsa dalam usaha memberantas kekurangan pangan dan gizi yang masih dialami oleh sebagian penduduk dunia terutama di negara berkembang.
Peringatan Hari Pangan Sedunia XXIX ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai wahana pertemuan pengusaha dan kelompok usaha dalam mengembangkan pengolahan pangan lokal dan pemasarannya, menggerakkan penyelenggaraan pangan yang berkelanjutan dengan menumbuhkan peran masing masing pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah (pemda), swasta, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan dan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, serta sekaligus membangun sinergi, antar berbagai lembaga dan pemangku kepentingan tersebut.

Hari Pangan sedunia (HPS) diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Tanggal tersebut sama dengan tanggal berdirinya Food and Agriculture Organization (FAO). Pada saat Food and Agriculture Organization Conference (Konferensi FAO) ke 20 yang dilaksanakan bulan Nopember 1979 di Roma Italia, 147 negara anggota FAO termasuk Indonesia telah menyepakati diterbitkannya Resolusi No.1/79 mengenai World Food Day. Dalam resolusi tersebut ditetapkan mulai tahun 1981 seluruh Negara anggota FAO sepakat untuk memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) setiap tanggal 16 Oktober.
Indonesia memiliki potensi dan peluang untuk meningkatkan ketahanan pangan seperti mega biodiversitas untuk meningkatkan produktifitas dan keanekaragaman pangan, lahan kering dan marjinal yang masih luas dan belum termanfaatkan untuk produksi pangan, pesisir dan pantai terpanjang didunia yang dapat dimanfaatkan untuk produksi perikanan, pemanfaatan areal hutan untuk produksi pangan dan keragaman komoditas pangan lokal yang dapat dikembangkan sebagai pangan masa depan.

Sektor pertanian pangan memiliki potensi besar dalam penyediaan sumber karbohidrat dari biji-bijian dan protein dari hasil ternak. Sektor perikanan dengan sumber daya perikanan tangkap dan budidaya yang relatif besar mampu memberikan pasokan sumber protein ikan berkualitas tinggi dengan tingkat harga yang terjangkau. Sektor kehutanan di samping sebagai pendukung sektor pertanian dengan pasokan air secara berkelanjutan melalui fungsinya sebagai pengatur tata air, habitat perkembang biakan perikanan, juga secara langsung mendukung produksi pangan melalui sistem tumpang sari, serta sebagai cadangan pangan pada kondisi darurat (food reserve at the last resort).
Pada tanggal 1 Oktober telah dilaksanakan seminar nasional 'Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional Mengantisipasi Krisis Global' dalam rangka Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXIX. Seminar sehari tersebut menghasilkan beberapa rumusan dari masing-masing sektor. Sektor pertanian akan melanjutkan kebijakan peningkatan produksi beras, mengembangkan produksi pangan lokal (non beras) secara simultan, dan mendorong industrialisasi pangan lokal untuk menciptakan keanekaragaman pangan olahan yang ekonomis dan sesuai selera konsumen. Di sisi konsumsi, perlu didorong peningkatan konsumsi pangan lokal dengan sosialisasi, promosi dan edukasi. Di sisi distribusi, sektor pertanian akan mendorong pengembangan tata niaga pangan lokal di luar beras yang efisien.

Sektor kelautan dan perikanan dari sisi produksi akan menguatkan kebijakan pengembangan budidaya perikanan dan mengendalikan perikanan tangkap dalam tingkat yang lestari, pengelolaan konservasi sumberdaya ikan, pemulihan sumberdaya ikan (fish stock enhancement) dan mendorong pengembangan industri pakan ikan berbasis sumber daya lokal dalam mendukung kebijakan penyediaan pangan nasional. Sektor kelautan dan perikanan juga akan mengembangkan kebijakan peningkatan keragaman pangan olahan dari ikan yang ekonomis dan sesuai selera konsumen. Di sisi konsumsi, sektor kelautan dan perikanan akan mendorong peningkatan konsumsi ikan masyarakat hingga 40 kg/kapita/tahun melalui promosi, sosialisasi dan edukasi. Di sisi distribusi dan tata niaga, sektor kelautan dan perikanan akan mendorong terciptanya sistem distribusi ikan yang efisien dengan mengembangkan sistem transportasi dan distribusi produk perikanan yang baik.
Sektor kehutanan akan a) melanjutkan kebijakan pengelolaan ketiga fungsi kawasan (konservasi, lindung dan produksi) secara lestari (meliputi aspek produksi, sosial-budaya dan lingkungan) untuk mendukung sistem kehidupan (life supporting system) dan menjamin ketersediaan sumber daya (air, biodiversitas) bagi sektor pertanian, sektor perikanan, b) meningkatkan penyediaan pangan nabati dan hewani secara langsung (seperti hutan tanaman penghasil pangan nabati maupun hewani) dan secara tidak langsung melalui pemanfaatan lahan di bawah tegakan dan c) peningkatan akses masyarakat terhadap hutan sehingga masyarakat mempunyai diversifikasi pendapatan.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan.

Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009