Padang (ANTARA News) - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Erman Suparno mengusulkan dilakukan program transmigrasi lokal untuk korban gempa bumi di Kabupaten Agam dan Padang Pariaman, Sumatra Barat.

Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Sumbar, dalam rangka menyerahkan bantuan bencana alam gempa bumi ke Posko terpadi Penanggulangan Bencana Sumbar di Padang, Senin.

Bantuan disalurkan berupa uang tunai sebesar Rp228,7 juta, lima unit genset dan 10 ton beras serta tenaga ahli bidang struktur bangunan dan kelistrikan.

Menurut Erman, perlunya program transmigrasi lokal sebagai langkah merelokasi warga korban gempa di dua kabupaten tersebut. Meskipun demikian, tambahnya, tentu harus ada kajian terlebih dahulu terhadap lokasi permukiman penduduk sekarang dan yang akan direncanakan tersebut.

Lebih lanjut dikatakannya, melihat kondisi kerusakan rumah warga di dua kabupaten itu, kemungkinan lokasi yang ditempati sekarang tak cocok untuk didirikan rumah atau bangunan lainnya. Justru itu, tambahnya, perlu ada program transmigrasi lokal untuk mengatasi tempat tinggal warga yang rumah terkena bencana gempa.

Bupati Agam, Aristo Munandar, sebelumnya menyatakan ada rencana relokasi permukiman penduduknya yang parah terkena gempa dan tanah longsor, terutama empat Korong (dusun, red) di Kecamatan Tanjung Raya dan sejumlah perkampungan di Kec. Malalak.

"Kita sudah minta tim geologi untuk meneliti permukiman penduduk dan secara resmi suratnya telah sampaikan kepada gubernur Sumbar. Penelitian diutamakan permukiman yang terkena tanah longsor saat gempa pekan lalu," kata Bupati Agam, Aristo.

Menurut dia, untuk merelokasi masyarakat setempat, tentu setelah adanya rekomendasi dari ahlinya, karena tak mungkin tanpa kajian terlebih dahulu.

"Masyarakat sebagian mau direlokasi karena khawatir kembali ke rumahnya, terkait perbukitan yang ada berpotensi longsor. Upaya relokasi akan di musyawarahkan dengan warga setelah adanya hasil dari tim geologi," katanya.

Tingginya potensi longsor karena bekas tanah longsor setelah guncangan gempa Rabu lalu itu, sudah keluar mata air yang mengalir melalui perkampungan masyarakat.

Jadi, melihat kondisi demikian, sangat penting dilakukan kajian dari ahli geologi sehingga dari hasilnya penelitian nanti, apakah masih layak atau tidak untuk ditempati kembali. Kalau hasilnya tak layak, kata Aristo, tentu Pemkab akan mencarikan lahan permukiman penduduk untuk ditempati.

"Apakah nanti dalam satu hamparan yang dibeli ke masyarakat atau terpisah. Kita lihat hasil rekomendasi tim geologi dulu dan diharapkan secepatnya meninjaunya ke lapangan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009