Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menunda kenaikan elpiji 12 kg lanjutan yang rencananya ditetapkan bulan depan hingga tahun 2010 menyusul tekanan publik atas keputusan kenaikan harga komoditas tersebut pada 10 Oktober lalu.

"Tahun ini cukup naik Rp100 saja," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, kenaikan Rp100 per kg atau Rp1.200 per tabung yang bisa digunakan selama 15 hari tidaklah berpengaruh banyak kepada pemakainya.

"Kenaikan Rp1.200 jauh lebih murah dari sebungkus rokok yang mencapai Rp10.000," ujarnya.

Karen mengatakan, masyarakat sebagai pengguna elpiji 12 kg selayaknya tidak beralih ke 3 kg.

"Hati nuraninya di mana. Wajar tidak, kalau rumah di realestat beralih ke 3 kg," katanya.

Karen menambahkan, ke depan, penetapan harga elpiji akan tetap berfluktuasi mengikuti harga elpiji internasional.

"Kalau harga naik, maka kami naikkan, kalau turun, akan turun juga," katanya.

Ia juga mengizinkan, jika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit pola distribusi BBM dan elpiji Pertamina.

Pertamina per 10 Oktober 2009 menaikkan harga elpiji tabung 12 kg sebesar Rp100 per kg atau Rp1.200 per tabung dengan alasan mengalami kerugian dalam bisnis komoditas tersebut.

Kenaikan sebesar Rp100 per kg tersebut direncanakan Pertamina setiap bulan sampai harga keekonomiannya.

Dengan kenaikan tersebut maka harga elpiji 12 kg di tingkat agen mengalami kenaikan dari Rp5.750 menjadi Rp5.850 per kg atau Rp69.000 menjadi Rp70.200 per tabung.

Pertamina mengaku rugi hingga Rp2,3 triliun dalam bisnis penyediaan elpiji kemasan 12 kg pada tahun 2009 jika tidak dilakukan kenaikan.

Kerugian tersebut dikarenakan adanya selisih harga elpiji internasional sesuai patokan "contract price" (CP) Aramco yang dipakai Pertamina membeli elpiji baik impor maupun dalam negeri, dengan harga jual ke konsumen.

Harga elpiji CP Aramco rata-rata selama Januari-Oktober 2009 mencapai 479 dolar AS per metrik ton.

Sesuai patokan harga CP Aramco tersebut, maka harga elpiji sampai ke agen, seharusnya mencapai Rp8.343 per kg.

Namun, Pertamina menjual elpiji 12 kg sampai di tingkat agen hanya Rp5.750 per kg atau ada selisih sekitar Rp2.500 per kg yang ditutup BUMN tersebut.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009