Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif `Sugeng Sarjadi Syndicate`, Sukardi Rinakit, menyatakan tidak begitu puas dengan figur-figur menteri yang masuk komposisi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

"Komposisi ideal memang 35 persen menteri lama dan 65 persen menteri baru yang terdiri dari wajah-wajah muda yang berwajah cerah, optimis, dan profesional," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.

Dengan nada kecewa, Sukardi Rinakit mengatakan, figur-figur para menteri baru itu kurang bisa memicu optimisme.

"Selain itu, untuk proses rekrutmen menteri itu, terlalu menonjol kesan `pertunjukan`-nya," katanya.

Satu hal lagi yang disorot Sukardi Rinakit ialah rekrutmen menteri itu sesungguhnya merupakan hak prerogatif presiden.

"Namun cara yang dipakai sekarang ini justru mendegradasi prinsip presidensialitas," ujarnya.

Ia menyorot kritis proses yang terkesan sebuah "pertunjukan" dan juga menonjolkan hal-hal terlalu teknis.

"Misalnya saja tanpa tes kesehatan dan psikotes, juga sebetulnya tidak apa-apa. Kan kalau menteri sakit atau tidak bisa bekerja dengan baik, tingal ganti saja," ujar Sukardi Rinakit.

Sebanyak 30 menteri telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test), yang dibagi dua kelompok masing-masing Sabtu (17/10) dan Minggu di kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor.

Pada Sabtu (17/10), 16 calon menteri telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan dan pada Minggu, sebanyak 14 calon menteri juga telah dipanggil ke kediaman Presiden Yudhoyono untuk tujuan yang sama.

Rencananya, pada Senin (19/10), Presiden dan Wapres terpilih SBY-Boediono masih akan memanggil sejumlah calon menteri untuk menduduki jabatan di kabinet yang masih tersisa.

ke-30 calon menteri itu adalah Djoko Suyanto, Hatta Radjasa, Agung Laksono, Sudi Silalahi, Gamawan Fauzi, Sri Mulyani, Mohammad Nuh, Suryadharma Ali, Mari E Pangestu, Syarif Hasan, Tifatul Sembiring, Sutanto Kepala BIN, Salim Segaf Al Jufri, Jero Wacik, Muhaimin Iskandar.

Selanjutnya, Andi Mallarangeng, Djoko Kirmanto, Darwin Zahedy Saleh, MS Hidayat, Gusti Muhammad Hatta, Suharna Surapranata, Linda Agum Gumelar, Patrialis Akbar, Nila Djuwita Moeloek, Gita Wirjawan, Zulkifli Hasan, Helmy Faisal Zaini, Mustafa Abubakar, Suharso Monoarfa, dan EE Mangindaan (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009